Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Mengenal Sejarah Tradisi Malam 1 Suro dalam Kebudayaan Jawa

Oleh Aditya Andreas
SHARE   :

Mengenal Sejarah Tradisi Malam 1 Suro dalam Kebudayaan Jawa
Foto: Keraton Yogyakarta menggelar tradisi Malam 1 Suro untuk melestarikan kebudayaan lokal.

Pantau - Malam 1 Suro, yang merupakan malam pertama di bulan Suro dalam kalender Jawa, memiliki makna dan sejarah yang sangat mendalam bagi masyarakat Jawa. 

Tradisi ini kerap dirayakan dengan berbagai ritual dan upacara yang mencerminkan kekayaan budaya dan spiritualitas masyarakat Jawa.

Kalender Jawa sendiri merupakan perpaduan antara kalender Islam dan kalender Hindu-Buddha yang telah ada sebelumnya. 

Bulan Suro, yang bertepatan dengan bulan Muharram dalam kalender Islam, dianggap sebagai bulan yang sakral dan penuh dengan nilai spiritual. Malam 1 Suro menjadi puncak dari berbagai ritual yang dilakukan sepanjang bulan tersebut.

Salah satu tradisi yang paling dikenal adalah 'tirakatan' atau semedi, yang dilakukan oleh masyarakat Jawa sebagai bentuk refleksi diri dan permohonan doa. 

Pada malam ini, masyarakat akan berkumpul di tempat-tempat yang dianggap suci, seperti makam leluhur atau punden, untuk melakukan doa bersama. 

Tirakatan ini dimaksudkan untuk merenungkan perjalanan hidup dan memohon perlindungan serta berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Selain itu, tradisi bersih desa atau ruwatan juga menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Malam 1 Suro. 

Bersih desa dilakukan dengan membersihkan lingkungan desa dari segala bentuk kotoran, baik fisik maupun metafisik. Ritual ini dipercaya dapat mengusir roh jahat dan mendatangkan keselamatan serta kesejahteraan bagi seluruh warga desa.

Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta juga memiliki tradisi khusus dalam merayakan Malam 1 Suro. 

Di Keraton Yogyakarta, terdapat upacara ‘Tapa Bisu Mubeng Beteng’ yang diikuti oleh abdi dalem dan masyarakat umum. Mereka akan mengelilingi benteng kraton dengan berjalan kaki dalam keheningan sebagai simbol introspeksi diri dan permohonan ampunan.

Sedangkan di Keraton Surakarta, terdapat ritual kirab pusaka yang melibatkan arak-arakan benda-benda pusaka keraton. 

Ritual ini menjadi simbol penghormatan terhadap leluhur dan warisan budaya yang telah diturunkan dari generasi ke generasi.

Secara keseluruhan, Malam 1 Suro di Jawa bukan hanya sekadar tradisi, melainkan juga manifestasi dari kepercayaan, spiritualitas, dan identitas budaya masyarakat Jawa. 

Melalui berbagai ritual dan upacara, masyarakat Jawa terus menjaga dan melestarikan warisan budaya yang kaya dan penuh makna ini.

Penulis :
Aditya Andreas