
Pantau - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat Jabodetabek terkait potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang diperkirakan terjadi hingga 31 Januari 2025. Intensitas hujan cenderung menurun diprediksi mulai 1 Februari 2025.
"Berdasarkan analisis terbaru model cuaca, wilayah Jabodetabek, termasuk Jakarta, masih berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat hingga 31 Januari 2025," keterangan tertulis BMKG, Rabu (29/1/2024).
Menurut BMKG, curah hujan lebat dipengaruhi oleh beberapa faktor atmosfer, seperti aktivitas Monsun Asia yang membawa massa udara basah dari Samudra Hindia, zona konvergensi di Jawa bagian barat yang memicu pertumbuhan awan hujan, serta kelembapan atmosfer tinggi pada lapisan 850-700 mb yang mendukung pembentukan awan konvektif. Selain itu, mekanisme pemanasan lokal turut meningkatkan potensi hujan pada sore hingga malam hari.
Baca juga: Jakarta Hujan Sepanjang Hari, Simak Prediksi BMKG
Diprediksi mulai 1 Februari 2025, kondisi atmosfer diperkirakan akan semakin stabil seiring dengan melemahnya pola konvergensi. Selain itu, kelembapan udara di lapisan menengah diprediksi akan berkurang, disertai dengan pergeseran pusat tekanan rendah. Namun kemungkinan hujan ringan masih berpeluang.
"Namun, setelah tanggal 1 Februari 2025, kondisi atmosfer diprediksi berangsur stabil, dengan tren pengurangan intensitas hujan. Hal ini terjadi seiring dengan melemahnya pola konvergensi, berkurangnya kelembapan udara di lapisan menengah, serta bergesernya pusat tekanan rendah yang sebelumnya mendukung peningkatan curah hujan di Jakarta," jelasnya.
Baca juga: Pemprov Jakarta Siapkan Modifikasi Cuaca jika Hujan Ekstrem Berlanjut
Namun untuk saat ini BMKG belum berencana untuk melakukan modifikasi cuaca untuk wilayah Jakarta. BMKG menjelaskan bahwa modifikasi cuaca sebelumnya telah dilakukan pada Desember 2024, tetapi untuk Januari 2025 belum ada kebijakan.
"Saat ini, belum ada rencana untuk melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) di Jakarta," ucapnya.
BMKG biasanya melakukan modifikasi cuaca untuk mengurangi curah hujan ekstrem yang berpotensi menyebabkan banjir atau untuk menjaga kestabilan cuaca saat acara penting. Mengingat cuaca pekan ini diperkirakan ekstrem, kemungkinan hal tersebut akan dipertimbangkan kembali.
"Jika dalam beberapa hari ke depan potensi banjir meningkat, kemungkinan operasi ini bisa kembali dipertimbangkan oleh pihak terkait, seperti BMKG dan BNPB," imbuhnya.
- Penulis :
- Laury Kaniasti