Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Banjir di Aceh Timur Rusak Lebih dari 5.000 Hektare Lahan Perkebunan, Peremajaan Sawit Rakyat Paling Terdampak

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

Banjir di Aceh Timur Rusak Lebih dari 5.000 Hektare Lahan Perkebunan, Peremajaan Sawit Rakyat Paling Terdampak
Foto: (Sumber: Ilustrasi: Tumpukan tandan buah segar kelapa sawit hasil panen petani menunggu proses pengangkutan di Aceh Timur. ANTARA/Hayaturrahmah.)

Pantau - Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Aceh Timur mencatat sebanyak 5.060 hektare lahan perkebunan mengalami kerusakan akibat banjir yang melanda wilayah tersebut pada akhir November 2025.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Aceh Timur, Murdhani, menyebutkan bahwa sebagian besar lahan terdampak merupakan lahan peremajaan sawit rakyat.

"Berdasarkan pendataan sementara, lahan peremajaan sawit rakyat mendominasi wilayah terdampak banjir. Total luasan yang mengalami kerusakan cukup besar mencapai 4.510 hektare," ungkapnya.

Banjir dipicu oleh curah hujan tinggi yang mengakibatkan genangan air dalam waktu lama, sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman dan merusak struktur tanah.

Ribuan Hektare Lahan Perkebunan Rusak, Ini Rinciannya

Kerusakan terbesar terjadi pada lahan peremajaan sawit rakyat yang tersebar di berbagai kecamatan:

Peunaron: 890 hektare

Indra Makmu: 750 hektare

Pante Bidari: 555 hektare

Ranto Peureulak: 550 hektare

Banda Alam: 550 hektare

Peureulak: 450 hektare

Idi Tunong: 375 hektare

Birem Bayeun: 250 hektare (rusak sedang)

Rantau Selamat: 200 hektare

Peureulak Timur: 150 hektare

Julok: 160 hektare

Selain sawit, lahan kakao seluas 180 hektare juga terdampak, terutama di:

Pante Bidari: 90 hektare

Peunaron: 50 hektare (rusak berat)

Indra Makmu: 40 hektare (rusak sedang)

Dampak Jangka Panjang Terhadap Petani dan Rencana Pemulihan

Murdhani menjelaskan bahwa kerusakan ini berpotensi menurunkan produktivitas petani dalam jangka menengah hingga panjang.

Selain kerusakan tanaman, banjir juga menyebabkan erosi tanah, kerusakan saluran kebun, dan hilangnya unsur hara penting bagi tanaman.

Kondisi ini secara langsung memengaruhi pendapatan petani di berbagai kecamatan terdampak.

Pemerintah daerah saat ini sedang melakukan pendataan lanjutan dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mempersiapkan langkah pemulihan.

Beberapa program yang direncanakan antara lain bantuan benih, perbaikan lahan, serta pendampingan teknis bagi petani yang terdampak.

Penulis :
Gerry Eka