
Pantau - Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio turut berkomentar perihal pembatalan FIFA menggelar Piala Dunia U-20 di Indonesia.
Ia mempertanyakan, apa yang sesungguhnya dilakukan Ketua Umum PSSI Erick Thohir saat bertemu dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino di Qatar.
"Ni maaf ya, sebetulnya Ketum PSSI ketemu Presiden FIFA kemarin itu mau ngelobby atau mau konfirmasi? Sebab jawabannya langsung muncul," cuit Hensat, sapaan akrabnya di akun twitter, Kamis (30/3/2023).
Hensat melanjutkan, banyak yang bisa dilakukan untuk membenahi dunia sepakbola Indonesia, meski tidak menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
"Banyak yang mesti dibenahi tanpa harus jadi tuan rumah piala dunia," lanjutnya.
Seperti diketahui, FIFA telah resmi mencabut status tuan rumah Indonesia untuk menggelar Piala Dunia U-20 yang sejatinya akan berlangsung Mei mendatang.
Gelombang penolakan terhadap timnas Israel disinyalir menjadi alasan FIFA mengambil keputusan tersebut. Meski begitu, FIFA tak menyampaikan alasan secara gamblang perihal keputusannya.
Dalam laman resminya, FIFA hanya menyebut alasan 'situasi terkini' dan menyinggung perihal Tragedi Kanjuruhan pada Oktober lalu.
Ia mempertanyakan, apa yang sesungguhnya dilakukan Ketua Umum PSSI Erick Thohir saat bertemu dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino di Qatar.
"Ni maaf ya, sebetulnya Ketum PSSI ketemu Presiden FIFA kemarin itu mau ngelobby atau mau konfirmasi? Sebab jawabannya langsung muncul," cuit Hensat, sapaan akrabnya di akun twitter, Kamis (30/3/2023).
Hensat melanjutkan, banyak yang bisa dilakukan untuk membenahi dunia sepakbola Indonesia, meski tidak menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
"Banyak yang mesti dibenahi tanpa harus jadi tuan rumah piala dunia," lanjutnya.
Seperti diketahui, FIFA telah resmi mencabut status tuan rumah Indonesia untuk menggelar Piala Dunia U-20 yang sejatinya akan berlangsung Mei mendatang.
Gelombang penolakan terhadap timnas Israel disinyalir menjadi alasan FIFA mengambil keputusan tersebut. Meski begitu, FIFA tak menyampaikan alasan secara gamblang perihal keputusannya.
Dalam laman resminya, FIFA hanya menyebut alasan 'situasi terkini' dan menyinggung perihal Tragedi Kanjuruhan pada Oktober lalu.
- Penulis :
- Aditya Andreas