billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Olahraga

IBL Hapus Batas Gaji Rp10 Miliar, Fokuskan Salary Cap ke Pemain Asing Mulai Musim 2026

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

IBL Hapus Batas Gaji Rp10 Miliar, Fokuskan Salary Cap ke Pemain Asing Mulai Musim 2026
Foto: (Sumber: Pemain asing Tangerang Hawks Basketball Stephen Braunch. (ANTARA/HO-IBL))

Pantau - Direktur Utama Indonesian Basketball League (IBL) Junas Miradiarsyah mengumumkan bahwa aturan batas gaji maksimal Rp10 miliar per musim per klub tidak lagi diberlakukan di IBL.

Fokus Baru: Batas Gaji Pemain Asing, Heritage, dan Naturalisasi

Dalam kebijakan baru yang akan mulai diterapkan pada musim IBL 2026, liga kini mengalihkan fokus pembatasan gaji (salary cap) khusus untuk tiga pemain asing per klub, termasuk pemain berdarah campuran Indonesia (heritage) dan pemain naturalisasi.

"Untuk salary cap yang Rp10 miliar per musim untuk keseluruhan pemain sudah tidak ada lagi dan sekarang kami fokus ke yang asingnya dulu per bulan," ujar Junas.

Batas gaji maksimal untuk tiga pemain asing dalam satu klub ditetapkan sebesar 30.000 dolar AS per bulan.

Sebelumnya, rata-rata kontrak pemain asing dan heritage mencapai 27.000 dolar AS per bulan untuk empat pemain.

Junas menilai, dengan hanya fokus pada tiga pemain asing, pembagian salary cap akan lebih menguntungkan para pemain.

Pemain Lokal Masih Bebas, Salary Cap Menyusul

Sementara itu, pemain lokal masih belum diberlakukan batasan gaji, dan klub diberikan kebebasan penuh dalam menentukan nilai kontrak pemain Indonesia.

"Kalau sekarang kami langsung melakukan salary cap untuk pemain lokal, misalnya batasnya Rp1 miliar untuk semua pemain, maka klub harus memotong kontrak pemain yang sedang berjalan dan kami tidak mau seperti itu," jelas Junas.

Ia menyebut bahwa kemungkinan penerapan salary cap untuk pemain lokal baru akan diberlakukan satu hingga dua tahun ke depan, dengan mempertimbangkan masa transisi kontrak.

Klub Boleh Langgar Batas, Asal Bayar Denda

Jika ada klub yang membayar pemain asing di atas batas 30.000 dolar AS per bulan, klub tetap diizinkan melanjutkan kontrak tersebut, namun akan dikenai denda.

Konsekuensi pelanggaran salary cap mencakup:

  • Pembayaran denda sesuai nominal kelebihan
  • Pemotongan subsidi dari liga terhadap klub yang melanggar

Dana denda yang terkumpul nantinya akan dibagikan secara merata kepada seluruh klub peserta IBL lainnya.

Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menciptakan kompensasi dan menjaga keseimbangan kompetisi, demi memastikan liga basket profesional Indonesia tetap sehat dan kompetitif.

Penulis :
Ahmad Yusuf