Pantau - Petinju Inggris Joshua Buatsi berhasil merebut gelar juara kelas berat ringan WBA Internasional setelah mengalahkan Zach Parker dPetinju Inggris Joshua Buatsi berhasil merebut gelar juara kelas berat ringan WBA Internasional setelah mengalahkan Zach Parker dalam duel yang digelar di Manchester, Inggris. Buatsi menang melalui keputusan mayoritas juri dengan skor 96-94, 96-94, dan 95-95, dalam pertarungan yang menuai kontroversi dari tim lawan dan sebagian besar penonton.
Kemenangan ini memperkuat posisi Buatsi di jajaran elit dunia tinju, meskipun ia mengakui performanya tidak berada di level terbaik.
Laga Kontroversial, Buatsi Dianggap Kurang Meyakinkan
Selama pertarungan, Buatsi tampak kesulitan membangun momentum dan jarang melepaskan kombinasi pukulan. Di sisi lain, Parker tampil dengan pergerakan tajam dan mampu menetralisir sebagian besar serangan Buatsi.
Beberapa kali, Parker terjatuh ke kanvas dalam pergulatan yang dinilai tidak atraktif namun efektif dari sisi defensif.
Tim Parker dan sejumlah penonton menganggap keputusan juri tidak mencerminkan dominasi di atas ring. Bahkan, sorakan terdengar saat tangan Buatsi diangkat sebagai pemenang.
Menanggapi penampilan dan respons publik, Buatsi berkata, "Harus saya akui itu bukan penampilan terbaik saya."
Ia juga mengkritik gaya bertarung Parker yang dianggap terlalu defensif dan sering menjatuhkan diri ke lantai.
"Kau terus bertahan dan terus beraksi di lantai. Bagaimana kau bisa melakukan itu dan mengklaim kau memenangkan pertandingan?" ujar Buatsi menanggapi gaya lawannya.
Kemenangan Angkat Buatsi ke Jajaran Elit, Parker Kehilangan Momentum
Dengan kemenangan ini, Buatsi kini mencatat rekor 20 kemenangan (13 KO) dan 1 kekalahan, sekaligus berpeluang naik signifikan dalam peringkat dunia.
Sebelum duel, Buatsi berada di peringkat 6 WBO dan masuk 15 besar WBC, sementara Parker berada di posisi 3 WBO.
Hasil ini menjadi kemunduran bagi Parker yang sebelumnya memiliki catatan impresif dengan 26 kemenangan (18 KO) dan hanya 1 kekalahan. Kini, ia harus menambah jumlah kekalahannya menjadi dua dan kehilangan kesempatan merebut gelar regional bergengsi.
Meski pertarungan berlangsung di bawah ekspektasi, kemenangan Buatsi cukup untuk membawanya kembali ke radar perebutan gelar utama di kelas berat ringan dunia.alam duel yang digelar di Manchester, Inggris. Buatsi menang melalui keputusan mayoritas juri dengan skor 96-94, 96-94, dan 95-95, dalam pertarungan yang menuai kontroversi dari tim lawan dan sebagian besar penonton.
Kemenangan ini memperkuat posisi Buatsi di jajaran elit dunia tinju, meskipun ia mengakui performanya tidak berada di level terbaik.
Laga Kontroversial, Buatsi Dianggap Kurang Meyakinkan
Selama pertarungan, Buatsi tampak kesulitan membangun momentum dan jarang melepaskan kombinasi pukulan. Di sisi lain, Parker tampil dengan pergerakan tajam dan mampu menetralisir sebagian besar serangan Buatsi.
Beberapa kali, Parker terjatuh ke kanvas dalam pergulatan yang dinilai tidak atraktif namun efektif dari sisi defensif.
Tim Parker dan sejumlah penonton menganggap keputusan juri tidak mencerminkan dominasi di atas ring. Bahkan, sorakan terdengar saat tangan Buatsi diangkat sebagai pemenang.
Menanggapi penampilan dan respons publik, Buatsi berkata, "Harus saya akui itu bukan penampilan terbaik saya."
Ia juga mengkritik gaya bertarung Parker yang dianggap terlalu defensif dan sering menjatuhkan diri ke lantai.
"Kau terus bertahan dan terus beraksi di lantai. Bagaimana kau bisa melakukan itu dan mengklaim kau memenangkan pertandingan?" ujar Buatsi menanggapi gaya lawannya.
Kemenangan Angkat Buatsi ke Jajaran Elit, Parker Kehilangan Momentum
Dengan kemenangan ini, Buatsi kini mencatat rekor 20 kemenangan (13 KO) dan 1 kekalahan, sekaligus berpeluang naik signifikan dalam peringkat dunia.
Sebelum duel, Buatsi berada di peringkat 6 WBO dan masuk 15 besar WBC, sementara Parker berada di posisi 3 WBO.
Hasil ini menjadi kemunduran bagi Parker yang sebelumnya memiliki catatan impresif dengan 26 kemenangan (18 KO) dan hanya 1 kekalahan. Kini, ia harus menambah jumlah kekalahannya menjadi dua dan kehilangan kesempatan merebut gelar regional bergengsi.
Meski pertarungan berlangsung di bawah ekspektasi, kemenangan Buatsi cukup untuk membawanya kembali ke radar perebutan gelar utama di kelas berat ringan dunia.
- Penulis :
- Gerry Eka
- Editor :
- Tria Dianti
