
Pantau.com - Tim voli putri Jakarta PGN Popsivo Polwan sukses menjuarai Proliga 2019 dengan menaklukkan juara bertahan Jakarta Pertamina Energi dalam partai puncak final yang digelar di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Sabtu (23/2/2019). PGN Popsivo berhasil menumbangkan Pertamina dengan 3-2 (15-25, 25-22, 21-25, 25-23, 15-12).
Dengan hasil ini PGN Popsivo pun berhak mengantongi uang sebesar Rp 200 juta, sedangkan Pertamina Energi yang keluar sebagai runner up tim putri Proliga 2019, harus puas dengan uang Rp 100 juta.
Juara bertahan Jakarta Pertamina Energi memulai laga dengan langsung menyerang pertahanan PGN Popsivo, dan Novia Andryanti dkk mampu mengamankan set pertama dengan 25-15. Sedangkan memasuki set kedua PGN Popsivo mulai bangkit dengan memimpin lebih dulu 14-10, bahkan keunggulan itu membuat mereka semakin percaya diri hingga menutup set kedua 25-22.
Set ketiga permainan sengit diperlihatkan oleh kedua tim, skor saling bekejaran dari Pertamina Energi memimpin terlebih dahulu 9-7, walaupun PGN Popsivo mampu menyamakan 18-18, tapi anak asuh Muhammad Ansori mampu mengakhiri 25-21.
Pada set keempat PGN Popsivo mencoba keluar dari tekanan dengan memimpin 8-6, namun beberapa kali penerimaan bola pertama kurang bagus, sehingga tertinggal 13-10, walaupun mereka akhirnya mampu menyamakan skor 14-14, dan mencoba bermain konsisten dan akhirnya kunci set keempat 25-23. Dan diset penentu pun Aprilia Manganang dkk langsung menekan hingga meminpin 6-2, dan PGN Popsivo pun mampu mengakhiri pertandingan dengan 15-12.
Pelatih terbaik tim putri itu sendiri mengaku jika keuntungannya adalah pemain yang dilatihnya adalah pemain Timnas Indonesia yang tampil di Asian Games 2018, dan memang kerjasama timnya cukup bagus.
“Sesuai dengan ekspektasi sayabisa jadi juara Proliga ini. Karena saya sendiri kerja keras untuk bisa mencapai di final hari ini, setelah sebelumnya kita di final four banyak kekurangan, dan dari situ kita bisa memperbaiki,” ujar Pelatih Popsivo Polwan Chamnan Dokmai.
Sedangkan dari pemain kapten tim Amalia Fajrina mengatakan jika memang kemenangan ini menjadi kebanggaan tersendiri “Karena ini menjadi kemenangan pertama bersama Popsivo dan sebagai anggota Polri, jadi harunya pasti berbeda,” ungkapnya.
Sementara Pelatih Jakarta Pertamina Energi Muhammad Ansori mengatakan jika memang tadi banyak kesalahan yang dibuat oleh anak asuhnya. Bahkan lima poin hilang percuma karena kesalahan sendiri.
“Mungkin kita terbebani dengan sebelumnya ya, karena dari awal putaran kedua hingga final four kita juara, jadi mungkin dengan itu kita terbebani main bagus dan bisa menang,” kata Ansori.
“Jadi tadi itu konsentrasi anak-anak hilang, diset keempat udah leading empat poin itu kita terlena, tidak fokus, tidak konsentrasi jadi banyak poin terbuang sampai lima poin tadi. Dengan ini evaluasinya kita harus mencari pemain muda, karena di JPE kan banyak pemain yang sudah menikah,” jelasnya.
Sedangkan dari tim putri yang menjadi pemain terbaik jatuh kepada Aprilia Manganang, best server dari Bethania De La Cruz, best setter Tri Retno Mutiara, best spiker Wilda Siti Nurfadillah, best blocker Agustin Wulandari, best libero Yulis Indahyani, best scorer Kokram Pimpichaya, dan pelatih putri terbaik jatuh kepada Chamnan Dokmai.
Pemain spiker terbaik Wilda Siti Nurfadilah mengatakan jika ia bermain cuma ingin memberikan yang terbaik dan ia mengaku “Jika sebenarnya saya tidak kepikiran sama sekali, karena aku sendiri tidak ada pikirian untuk mengejar yang terbaik itu. Saya cuma kepikiran gimana caranya aku bisa berguna untuk tim dan bisa jadi juara satu, menceritakan cerita yang lain dari tahun lalu yang kalah, dan Alhamdulillah tambah rejeki,” tuntas Wilda.
- Penulis :
- Widji Ananta