
Pantau.com - Besaran honor pemain sepakbola Liga Super China (CSL) menduduki peringkat keenam dunia dengan nilai rata-rata 1,05 juta dolar AS setara Rp14,82 miliar per tahun. Informasi dilaporkan oleh Global Sport atas survei gaji pesepakbola selama 2018.
Sementara lima besar gaji pemain sepakbola profesional dunia secara berurutan adalah Premier League dengan nilai rata-rata 3,94 juta dolar, La Liga Spanyol (2,9 juta dolar), Serie A Italia (2 juta dolar), Bundesliga Jerman (1,84 juta dolar), dan Ligue 1 Perancis (1,3 juta dolar).
Meskipun CSL belum mampu bersaing dengan kelima kompetisi sepakbola di benua Eropa itu, dari segi gaji pemain, China sudah mampu menembus papan atas dunia. Di China ada tujuh klub yang membayar gaji pemain di atas 1 juta dolar per tahun. Bahkan tiga klub besar kontestan CSL, yakni Guangzhou Evergrande, Shanghai SIPG, dan Hebei China Fortune bisa membayar lebih dari 2 juta dolar.
Sebelumnya Asosiasi Sepakbola China (CFA) mengeluarkan aturan pembatasan gaji pemain lokal paling tinggi sebesar 10 juta RMB atau Rp21 miliar per tahun. Jika klub atau tim yang melanggar aturan yang dikenal dengan istilah kontrak "yin-yang" tersebut, maka CFA akan mencoret klub atau tim yang bersangkutan.
Baca Juga: Datangkan Pemain Mahal, Bagaimana Neraca Keuangan Juventus?
Aturan tegas tersebut bagian dari upaya CFA membatasi pengeluaran keuangan tim sepakbola setempat. Namun para pemain asing yang berlaga pada musim kompetisi CSL tahun ini tidak terkena dampak regulasi "salary cap" tersebut.
Dua tahun lalu, gelandang serang asal Brasil Oscar hengkang dari Chelsea untuk bergabung dengan klub anggota CSL Shanghai SIPG dengan nilai kontrak 60 juta euro yang merupakan rekor di Asia. Pada saat itu juga, klub rival SIPG, Shanghai Shenhua menandatangani kontrak dengan penyerang asal Argentina Carlos Tevez dengan nilai yang sama hingga mengguncang jagat persepakbolaan dunia.
Kedatangan dua pemain mahal tersebut bersamaan dengan puluhan bintang Brasil lainnya, termasuk Paulinho, membuat klub-klub di China dilanda kekhawatiran akan distorsi pasar transfer internasional yang membumbung tinggi.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta