Pantau - Kini, terdapat sejumlah merek sepeda motor listrik yang kini mengadopsi sistem baterai swap, yang memungkinkan pengguna untuk menukar baterai sesuai kebutuhan mereka.
Salah satu keunggulan dari baterai swap adalah kemampuan pengguna untuk menggunakan sepeda motor listrik dengan jarak tempuh yang lebih jauh, karena mereka dapat dengan mudah menukar baterai di stasiun swap.
Tak hanya itu, konsumen juga tidak perlu menunggu lama saat melakukan pengisian daya, karena prosesnya hanya melibatkan menukar baterai. Sebagaimana diketahui, pengisian daya pada sepeda motor listrik memerlukan waktu yang cukup lama.
Namun, meskipun terlihat praktis, ternyata model baterai ini memiliki beberapa kelemahan. Hal ini diungkapkan oleh M. Hirman, Sales Manager PT Artas Rakata Indonesia.
"Menggunakan baterai swap sebenarnya memiliki risiko. Karena penggunaan baterai swap seringkali menimbulkan beberapa masalah," ujar Hirman di Jakarta, seperti dikutip Pantau.com, Selasa (7/5/2024).
Hirman menjelaskan, biasanya konsumen sepeda motor listrik dari jenis manapun akan mendapatkan baterai baru ketika sepeda motor tersebut tiba di rumah mereka.
Namun, bagi konsumen yang menggunakan sepeda motor listrik dengan sistem swap baterai, baterai baru tersebut mungkin tidak bertahan lama.
Hal ini disebabkan karena ketika daya baterai habis, baterai tersebut akan diganti dengan baterai lain di stasiun swap.
"Ketika melakukan pergantian baterai, di stasiun bisa saja pengguna mendapatkan baterai yang sudah 'soak'. Hal ini berpotensi memengaruhi kinerja. Apakah mereka akan mendapatkan baterai baru lagi? Belum tentu. Banyak protes yang masuk terkait hal tersebut," ungkap Hirman.
"Ada juga kasus di mana baterai tiba-tiba tidak dapat dikeluarkan dari kabinet di stasiun. Karena itulah, penggunaan baterai swap memiliki risikonya sendiri," tambahnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas
- Editor :
- Ahmad Munjin
