
Pantau - Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Rachmat Kaimuddin, menyoroti pentingnya kendaraan listrik sebagai solusi pengurangan ketergantungan pada impor bahan bakar minyak (BBM) dan polusi udara. Menurutnya, transisi ini sangat penting untuk menjaga ketahanan energi Indonesia.
"Kebutuhan energi utama Indonesia saat ini adalah minyak dan LPG," kata Rachmat dikutip seperti dalam keterangannya, Kamis (13/2/2025).
Rachmat menjelaskan bahwa Indonesia saat ini sangat bergantung pada impor minyak, yang sebagian besar digunakan untuk transportasi darat.
Minyak menurut Rachmat, juga menyumbang emisi gas rumah kaca terbesar kedua di Indonesia.
Baca juga: BPKB Elektronik Mirip Paspor, Biaya Penerbitan Tetap Sama Rp225.000
Selain itu, sekitar 60 persen kebutuhan minyak nasional dipenuhi melalui impor, dengan pengeluaran rata-rata mencapai Rp250 triliun per tahun dalam lima tahun terakhir.
Pemerintah juga harus menanggung beban subsidi BBM yang besar, yakni mencapai Rp170 triliun dalam periode yang sama, demi menjaga agar harga transportasi tetap terjangkau bagi masyarakat.
Rachmat mengungkapkan bahwa polusi udara, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, sebagian besar berasal dari emisi kendaraan bermotor.
"Sekitar 40 hingga 60 persen polusi udara di musim kemarau berasal dari emisi gas buang kendaraan," tuturnya.
Kendaraan listrik berbasis baterai, menurutnya, adalah solusi teknologi yang sudah matang untuk mengatasi masalah ini.
Baca juga: Toyota Indonesia Bangun Fasilitas Hidrogen, Dukung Netralitas Karbon
Dengan kendaraan listrik, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor BBM, karena listrik dapat diproduksi dari sumber domestik, baik fosil maupun terbarukan.
Selain itu, biaya operasional kendaraan listrik juga lebih murah dibandingkan kendaraan berbasis BBM.
Rachmat mengingatkan, meskipun transisi ke kendaraan listrik menjanjikan banyak keuntungan, ekosistem dan infrastruktur pendukung juga harus siap.
"Ekosistem kendaraan listrik ini sangat cocok untuk Indonesia, namun kita harus memastikan bahwa infrastruktur pendukungnya juga berkembang," pungkasnya.
- Penulis :
- Sofian Faiq