Pantau Flash
HOME  ⁄  Pantau Pemilu 2024

Syaikhu Pastikan Ilham Habibie Bukan Sekadar Ban Serep

Oleh Aditya Andreas
SHARE   :

Syaikhu Pastikan Ilham Habibie Bukan Sekadar Ban Serep
Foto: Pasangan Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibie di TMP Kalibata.

Pantau - Ahmad Syaikhu, yang akan maju sebagai calon Gubernur Jawa Barat dalam Pilgub Jabar 2024, berpasangan dengan Ilham Habibie, putra dari Presiden ke-3 RI BJ Habibie. 

Syaikhu menegaskan, Ilham bukan sekadar pendamping, tetapi akan memiliki peran strategis jika terpilih nanti.

"Kita akan mengoptimalkan peran beliau, bukan hanya sebagai pendamping, tetapi insyaallah dalam peran yang sangat strategis," ujar Syaikhu sebelum mendaftar ke KPU Jabar di Bandung, Kamis (29/8/2024).

Syaikhu, yang juga menjabat sebagai Presiden PKS, berkomitmen untuk membangkitkan semangat silih asah, silih asuh, dan silih asih jika terpilih sebagai Gubernur Jabar. Ia juga menekankan pentingnya sinergi dengan para wirausahawan dan masyarakat Jawa Barat.

"Insyaallah, kita optimis Jawa Barat akan mampu mewujudkan sumber daya manusia unggul yang siap menyongsong Indonesia Emas. Kita optimis bisa mewujudkan Jabar yang maju, adil, dan masyarakat yang sejahtera," kata Syaikhu.

Sementara itu, Ilham Habibie menekankan pentingnya integrasi antara iman, takwa, serta ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kunci keberhasilan. 

Ia bahkan menamai kombinasi dirinya dengan Syaikhu sebagai "ASIH" yang mencerminkan nilai-nilai tersebut.

"Kalau kita mau maju sebagai manusia atau bangsa, kita perlu iman dan takwa, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Keduanya harus berjalan beriringan," ungkap Ilham.

Ilham juga berbagi bahwa ia sempat mendiskusikan konsep ini dengan almarhum ayahnya, BJ Habibie. 

Dari diskusi tersebut, ia menyimpulkan bahwa iman dan takwa serta pengetahuan dan teknologi tidak dapat dipisahkan.

"Jika seseorang memiliki iman dan takwa tanpa pengetahuan dan teknologi, dia mungkin tidak berdaya saat menghadapi masalah. Sebaliknya, jika hanya memiliki pengetahuan dan teknologi tanpa iman dan takwa, itu bisa berbahaya karena tidak ada tolok ukur moral," tandasnya.

Penulis :
Aditya Andreas