Pantau Flash
HOME  ⁄  Politik

Pengamat Singgung Politik Identitas Jadi Cara Tak Lazim Raih Kekuasaan

Oleh khaliedmalvino
SHARE   :

Pengamat Singgung Politik Identitas Jadi Cara Tak Lazim Raih Kekuasaan
Pantau - Pengamat politik AB Solissa menyinggung perihal politik identitas yang menjadi kegelisahan pada Pemilu 2014 dan 2019 sebagai salah satu cara yang tak lazim demi meraih kekuasaan.

Selain politik identitas, AB Solissa juga menyoroti narasi politik lain yang bisa memicu konflik di masyarakat berujung pada polarisasi ekstrem.

"Politik identitas, Islam radikal, pelabelan kelompok pancasilais, dan non-pancasilais itu jadi contoh cara-cara tak lazim ya. Ini prakondisi yang buruk dalam menghadapi Indonesia Emas di 2045," ujarnya kepada Pantau.com, Selasa (26/7/2022).

Ia menambahkan, situasi ini sangat tidak ideal untuk kepentingan membangun bangsa di masa depan. Mestinya, lanjut AB Solissa, perlu adanya diskursus publik dalam menarasikan soal kesejahteraan, menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran, serta kebijakan pragmatik lainnya.

"Hal-hal semacam ini menurut saya harus menjadi concern para elite politik kita ketimbang membangun narasi-narasi tak produktif seperti yang saya sebutkan di atas," tandasnya.

Sebelumnya, politik identitas ini kembali dibangkitkan oleh Ketua Umum NasDem Surya Paloh. Ia menegaskan politik identitas tak mungkin lepas dari dinamika politik Indonesia.

Hal ini ia ucapkan saat orasi ilmiah pasca dianugerahi gelar kehormatan Doktor Honoris Causa (HC) dari Universitas Brawijaya (UB) Malang.

Paloh menilai, politik identitas tidak melulu negatif sepanjang sejarah. Bahkan dinilainya lahir dari perjuangan kontra diskriminasi.

“Politik identitas sesungguhnya tidak selalu negatif dalam sejarah. Politik identitas lahir dari perjuangan melawan diskriminasi dan ketidakadilan,” kata Paloh, Senin (25/7/2022).
Penulis :
khaliedmalvino