Pantau Flash
HOME  ⁄  Politik

PDIP Tak Pentingkan Elektabilitas Capres 2024 Buntut Pembatalan Piala Dunia U-20?

Oleh khaliedmalvino
SHARE   :

PDIP Tak Pentingkan Elektabilitas Capres 2024 Buntut Pembatalan Piala Dunia U-20?
Pantau - Pengamat politik Hanief Adrian berpendapat PDI Perjuangan (PDIP) serta partai politik (parpol) besar lainnya tak begitu mementingkan elektabilitas capres 2024.

"Terbukti Joko Widodo menang Pilpres 2 kali dan partainya tak dapat jatah yang mereka minta soal 6 kursi di 2014 dan 2019. Parpol mementingkan perolehan kursi di DPR dan DPRD ini agar presiden dan kepala daerahnya bisa dihargai," tutur Hanief saat dihubungi Pantau.com, Kamis (30/3/2023).

Elektabilitas PDIP ini kembali diperhitungkan usai polemik pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia oleh FIFA.

Pasalnya, 2 kepala daerah yang juga kader PDIP, Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo muncul di tengah isu tersebut.

Bahkan pengamat sepak bola sekaligus Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali juga menyoroti PDIP yang mesti mengambil risiko dengan pembatalan Piala Dunia U-20 ini.

Pengamat sepakbola Akmal Marhali menyebut, PDI Perjuangan (PDIP) mesti mengambil risiko usai FIFA membatalkan drawing Piala Dunia U-20. Pasalnya, kabar gagalnya laga bergengsi tingkat internasional ini dinilai sebagai permainan politik PDIP.

“Kalau soal itu (batal drawing) kan sudah jelas itu permainan politiknya PDIP. Ya PDIP mesti mengambil risikonya. Perihal menang atau tidak di Pemilu 2024, ya kita lihat nanti,” bebernya kepada Pantau.com, Selasa (28/3/2023).

Ia menilai, sepakbola merupakan olahraga yang sangat ‘seksi’ untuk dijadikan permainan politik. Akmal pun membandingkan dengan olahraga lain yang turut menghadirkan sederet atlet dari Israel.

“Ini kan hanya karena sepakbola seksi aja dijadikan mainan. Buktinya apa? Beberapa waktu lalu kan ada balap sepeda, panjat tebing, termasuk bulu tangkis, bahkan ada e-Sport di Bali. Di situ kan ada atlet dari Israelnya,” tambah Akmal.

Akmal menyebut, jika PDIP ingin bermain politik soal kedatangan timnas Israel ke Indonesia ini mestinya di ajang International Parliamentary Union (IPU) ke-144 di Bali tahun 2022.

“Kalau mau bermain politik mestinya kemarin dong di IPU ke-144 yang digelar di Bali pada 20-24 Maret 2022, bukan di sepakbola,” kata Akmal.

“Kalau mau menentang dan berdiplomasi dengan Israel terkait Palestina itu mestinya di IPU Bali karena itu tempat yang paling pas, bukan di sepakbola,” sambungnya.
Penulis :
khaliedmalvino