Pantau - Pengamat politik Hanief Adrian menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah kehilangan dukungan partainya sendiri, PDI Perjuangan (PDIP) usai bertemu dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
"Ya itu sinyal Jokowi kehilangan dukungan PDIP. Makanya Jokowi minta dukungan partai lain," ujar Hanief saat diwawancarai Pantau.com, Selasa (4/4/2023).
Ia menyebut ada 2 kepentingan Jokowi untuk Pemilu 2024, yakni ada presiden bisa melanjutkan sederet programnya, misalnya proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Lalu ada presiden yang melanjutkan dinastinya," katanya.
Hanief menambahkan PDIP sejatinya menginginkan Jokowi manut dengan arahan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"PDIP maunya Jokowi nurut apa kata Ketum, Jokowi mana mau diatur-atur Mega," bebernya.
Diketahui, elektabilitas PDIP kembali diperhitungkan usai polemik pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia oleh FIFA.
Pasalnya, 2 kepala daerah yang juga kader PDIP, Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo muncul di tengah isu tersebut.
"Ya itu sinyal Jokowi kehilangan dukungan PDIP. Makanya Jokowi minta dukungan partai lain," ujar Hanief saat diwawancarai Pantau.com, Selasa (4/4/2023).
Ia menyebut ada 2 kepentingan Jokowi untuk Pemilu 2024, yakni ada presiden bisa melanjutkan sederet programnya, misalnya proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Lalu ada presiden yang melanjutkan dinastinya," katanya.
Hanief menambahkan PDIP sejatinya menginginkan Jokowi manut dengan arahan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"PDIP maunya Jokowi nurut apa kata Ketum, Jokowi mana mau diatur-atur Mega," bebernya.
Diketahui, elektabilitas PDIP kembali diperhitungkan usai polemik pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia oleh FIFA.
Pasalnya, 2 kepala daerah yang juga kader PDIP, Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo muncul di tengah isu tersebut.
- Penulis :
- khaliedmalvino
