
Pantau - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan sosok pemimpin Indonesia yang dibutuhkan rakyat untuk memajukan negara perlu memahami kekuatan bangsa ini.
"Rakyat butuh pemimpin yang paham, yang ngerti bagaimana memajukan negara ini. Karena pemimpin itu harus paham dan tahu potensi serta kekuatan negara ini, kekuatan bangsa ini apa. Dia harus ngerti, dia harus tahu," kata Jokowi di hadapan para relawannya dalam acara puncak Musyawarah Rakyat (Musra) di Istora Senayan, Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (14/5/2023).
Tak hanya itu, Jokowi menyebut, pemimpin Indonesia mesti bisa memanfaatkan peluang. Menurutnya, Indonesia tak butuh pemimpin yang hanya duduk di Istana Negara dan tanda tangan.
"Dan pemimpin itu harus tahu dan paham bagaimana memajukan negara ini, dari sisi mana. Dan mampu memanfaatkan peluang yang ada, bukan rutinitas, bukan hanya duduk di istana dan rutinitas. Bukan hanya duduk di istana dan tanda tangan, bukan itu," ucapnya.
"Dia harus tahu bagaimana membangun sebuah strategi negara, strategi ekonomi, strategi politiknya harus ada semuanya. Karena kita berhadapan dengan negara-negara lain, karena kita bersaing dengan negara-negara lain, kita berkompetisi dengan negara lain," sambungnya.
Jokowi menyebut Indonesia berpeluang menjadi negara maju dalam 13 tahun ke depan. Hal itu, kata Jokowi, perlu dimanfaatkan pemimpin Indonesia selanjutnya.
"Peluang kita menjadi negara maju itu ada dalam 13 tahun ke depan. Ini di sampaikan oleh para pakar dalam negeri maupun luar. Kesempatan kita itu hanya ada di 13 tahun ke depan ini. Karena bonus demografi kita akan muncul di tahun 30-an," imbuhnya.
"Rakyat butuh pemimpin yang paham, yang ngerti bagaimana memajukan negara ini. Karena pemimpin itu harus paham dan tahu potensi serta kekuatan negara ini, kekuatan bangsa ini apa. Dia harus ngerti, dia harus tahu," kata Jokowi di hadapan para relawannya dalam acara puncak Musyawarah Rakyat (Musra) di Istora Senayan, Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (14/5/2023).
Tak hanya itu, Jokowi menyebut, pemimpin Indonesia mesti bisa memanfaatkan peluang. Menurutnya, Indonesia tak butuh pemimpin yang hanya duduk di Istana Negara dan tanda tangan.
"Dan pemimpin itu harus tahu dan paham bagaimana memajukan negara ini, dari sisi mana. Dan mampu memanfaatkan peluang yang ada, bukan rutinitas, bukan hanya duduk di istana dan rutinitas. Bukan hanya duduk di istana dan tanda tangan, bukan itu," ucapnya.
"Dia harus tahu bagaimana membangun sebuah strategi negara, strategi ekonomi, strategi politiknya harus ada semuanya. Karena kita berhadapan dengan negara-negara lain, karena kita bersaing dengan negara-negara lain, kita berkompetisi dengan negara lain," sambungnya.
Jokowi menyebut Indonesia berpeluang menjadi negara maju dalam 13 tahun ke depan. Hal itu, kata Jokowi, perlu dimanfaatkan pemimpin Indonesia selanjutnya.
"Peluang kita menjadi negara maju itu ada dalam 13 tahun ke depan. Ini di sampaikan oleh para pakar dalam negeri maupun luar. Kesempatan kita itu hanya ada di 13 tahun ke depan ini. Karena bonus demografi kita akan muncul di tahun 30-an," imbuhnya.
- Penulis :
- khaliedmalvino