Pantau Flash
HOME  ⁄  Politik

Banyak Kader PDIP Kepala Daerah Tolak Titah Megawati, Perpecahan Internal?

Oleh Muhammad Rodhi
SHARE   :

Banyak Kader PDIP Kepala Daerah Tolak Titah Megawati, Perpecahan Internal?
Foto: Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri bersama kader yang menjadi kepala daerah. IG PDIP

Pantau - Retret kepala daerah di Akademi Militer (Akmil) Magelang menjadi sorotan setelah banyak kepala daerah dari PDIP tetap hadir meski sebelumnya Megawati Soekarnoputri meminta mereka menunda keikutsertaan. Fakta ini memunculkan spekulasi adanya perpecahan internal di tubuh PDIP.

Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya mengungkapkan bahwa sebagian kepala daerah dari PDIP telah bergabung dalam retret sejak malam pertama dan diharapkan sisanya menyusul hari ini.

“Ya, yang tadi malam telah bergabung sebagian yang belum bergabung. Dan insyaallah hari ini sisanya akan bergabung,” kata Bima Arya di lokasi retret, Senin (24/2/2025).

Bima tidak merinci jumlah pasti kepala daerah PDIP yang hadir, tetapi menyebut sekitar setengah dari total kepala daerah PDIP sudah bergabung.

Baca juga: Belum Semua Kepala Daerah dari PDIP Hadir di Retret, Wamendagri: Kami Masih Tunggu

“(47 absen) Setengahnya lah kira-kira. Iya (kader PDIP),” ujar mantan Wali Kota Bogor ini.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian juga mengonfirmasi bahwa dari total 503 kepala daerah peserta retret, 97 di antaranya merupakan kader PDIP, dan sebanyak 51 sudah hadir sejak hari pertama.

“Seinget saya dari data kita, kalau enggak salah ada 97 (kepala daerah) kader PDIP,” kata Tito kepada media di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Minggu (23/2) malam.

“Jumlah semuanya dari 503 (peserta). Itu lebih kurang 50-an lebih, 51 sudah masuk dari hari pertama. Hari yang pertama ya, karena ya mereka menyadari bahwa ini adalah program dari pemerintah dan ini berguna untuk mereka sendiri,” tambah Tito.

Pernyataan Tito ini semakin menguatkan fakta bahwa banyak kepala daerah dari PDIP yang tidak mengikuti titah Megawati untuk menunda kehadiran mereka di retret. Tito sendiri menegaskan bahwa kehadiran kepala daerah dalam retret ini adalah untuk kepentingan rakyat, bukan hanya partai.

“Tapi, ketika menjadi kepala daerah bukan karena dipilih oleh partainya, tapi dipilih oleh rakyatnya. Oleh karena itu kehadiran ini untuk kepentingan rakyat, mengharmonisasikan,” tegasnya.

Fenomena ini memunculkan pertanyaan besar: apakah ada perpecahan internal di PDIP? Apakah sebagian kader mulai menunjukkan sikap berbeda dari kepemimpinan Megawati? Situasi ini masih terus berkembang dan menarik untuk diikuti.

Penulis :
Muhammad Rodhi
Editor :
Muhammad Rodhi