
Pantau - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, meminta para suporter tim nasional Indonesia untuk berhenti berharap pada dua mantan pelatih, Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert, serta mulai fokus pada era baru timnas.
Dalam pernyataannya, Erick menyampaikan bahwa sudah saatnya publik sepak bola Indonesia melangkah ke depan setelah berakhirnya kerja sama dengan kedua pelatih tersebut.
"Kalau saya pikir gini. Kita kan mesti move on. Kalau kita move on sama Patrick Kluivert, ya kita juga move on sama Shin Tae Yong," ungkapnya.
Timnas Indonesia Tengah Cari Pelatih Baru
Posisi pelatih kepala timnas Indonesia saat ini sedang kosong setelah Patrick Kluivert resmi tidak melanjutkan kerja sama dengan PSSI pada pekan lalu.
Keputusan tersebut diambil menyusul kegagalan timnas Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia 2026.
Sejak itu, sejumlah nama pelatih mulai disebut-sebut oleh publik dan suporter sebagai kandidat, baik dari Asia maupun Eropa.
Nama Shin Tae-yong pun kembali muncul dalam diskusi, mengingat ia pernah melatih timnas selama lima tahun sejak awal 2020.
Namun, Erick Thohir dengan tegas menyatakan bahwa Shin Tae-yong adalah bagian dari masa lalu timnas Indonesia.
"Kalau kita mau move on, ya harus konsisten. Shin Tae-yong dan Kluivert sudah kita lewati," tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa pernyataan soal perlunya move on sebenarnya sudah ia sampaikan sejak Januari lalu, saat PSSI mengangkat Patrick Kluivert menggantikan Shin Tae-yong.
Evaluasi dan Tantangan Mencari Pelatih Baru
Erick mengungkapkan bahwa baik Shin Tae-yong maupun Kluivert memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Evaluasi terhadap dua pelatih itu akan dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan sosok pelatih baru yang tepat.
"(Kedua pelatih) itu sudah masa lalu. Jadi kita harus moving forward, mencari pelatih baru, yang kita melihat kekurangan dan kelebihan STY maupun Patrick," katanya.
"Kita kan lagi mencari profil, yang dengan segala pertimbangan, kita lihat STY, kita lihat Patrick, kekurangan dan kelebihan apa, kalau bisa dibetulin di pelatih berikutnya," ia menambahkan.
Meski demikian, Erick mengakui proses pencarian pelatih baru tidak mudah.
Faktor rendahnya peringkat Indonesia dalam ranking FIFA menjadi salah satu kendala utama.
"Saya lagi coba buka komunikasi ke banyak pihak, karena jangan sampai persepsi yang terjadi beberapa kali terakhir ini mempersulit posisi kita mencari pelatih. Ranking kita masih rendah, jadi tidak mudah meyakinkan pelatih untuk datang," jelasnya.
Untuk itu, Erick mengatakan tengah memanfaatkan jaringan internasional yang dimilikinya demi mendapatkan pelatih yang tepat.
"Jadi yang sekarang saya lagi coba lakukan dengan jaringan internasional saya, memberi confidence balik bahwa kita tetap ingin punya program jangka panjang. Apa yang terjadi kemarin-kemarin itu ya bagian dari bentuk hasil yang harus kita tanggung jawab," ungkapnya.
- Penulis :
- Arian Mesa









