
Pantau - Elon Musk kembali mengguncang dunia kecerdasan buatan dengan ancamannya terhadap OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT. Dalam upayanya mengendalikan arah perusahaan, Musk menegaskan bahwa ia hanya akan menghentikan rencana akuisisinya jika OpenAI kembali ke status nirlaba.
Musk, yang dikenal sebagai salah satu pendiri OpenAI, mengajukan tawaran senilai USD 97,4 miliar (sekitar Rp 1.592 triliun) untuk mengambil alih divisi non-profit OpenAI. Namun, tawaran tersebut ditolak oleh CEO OpenAI, Sam Altman.
"Jika Dewan Direksi OpenAI mau mempertahankan misinya sebagai organisasi nirlaba dan menghentikan konversinya menjadi perusahaan berorientasi keuntungan, Musk akan menarik tawarannya," ujar pengacara Musk, Mark Toberoff, dalam dokumen hukum yang diajukan ke Pengadilan California, AS.
Baca Juga:
Elon Musk Umumkan Peluncuran Grok 3 untuk Saingi ChatGPT
Saat ini, OpenAI masih memiliki divisi non-profit yang berfungsi sebagai pengendali utama dalam perusahaan. Namun, dengan rencana pergeseran struktur menjadi perusahaan for-profit, Musk merasa OpenAI telah meninggalkan misi awalnya untuk mengembangkan kecerdasan buatan demi kepentingan umat manusia.
Langkah ini menjadi babak baru dalam perseteruan antara Musk dan Altman. Sebelumnya, Musk telah menggugat OpenAI atas perubahan status tersebut. Upaya akuisisi ini didukung oleh perusahaan AI miliknya, xAI, serta beberapa investor besar seperti Baron Capital Group dan Valor Management.
Musk, yang pernah menjadi bagian dari direksi OpenAI sebelum keluar pada 2018, kini tampak bertekad untuk kembali mengambil peran dalam perusahaan. Jika OpenAI menolak kembali ke akar pendiriannya, akuisisi ini bisa menjadi langkah besar bagi Musk dalam mengendalikan salah satu entitas AI paling berpengaruh di dunia.
Bagaimana langkah selanjutnya dari OpenAI dan Altman? Apakah mereka akan menyerah pada tekanan Musk atau tetap mempertahankan jalur mereka? Persaingan di dunia AI tampaknya akan semakin memanas.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah