
Pantau - Pelaku UMKM dan industri kreatif di Kota Blitar, Jawa Timur, menggelar workshop kecerdasan buatan (AI) terapan untuk meningkatkan produktivitas melalui platform Augmenta AI-Labs, dengan pendekatan praktis dan fokus pada integrasi teknologi dalam alur kerja sehari-hari.
Augmenta AI-Labs Dorong Literasi AI Lokal
Workshop ini digagas oleh Cahyo Inda Wahono, pendiri Augmenta AI Labs, sebagai respons terhadap kesenjangan keterampilan digital di tengah pesatnya adopsi teknologi AI.
“AI seharusnya menjadi mitra kerja manusia, bukan pengganti. Augmenta kami rancang sebagai co-pilot agar pengguna bisa bekerja lebih efisien dan fokus pada aspek strategis dan kreatif,” ujar Cahyo.
Kegiatan dilangsungkan dalam tiga batch, yakni pada Jumat (26 Desember 2025) serta dua batch lanjutan pada Minggu (28 Desember 2025), bertempat di lantai 2 Pasar Legi, Blitar—lokasi yang dikenal sebagai tempat nongkrong pecinta kopi arabika nusantara.
Aplikasi Augmenta mengintegrasikan berbagai platform AI dalam satu ekosistem dan ditujukan bagi jurnalis, kreator konten, pendidik, pelaku UMKM, dan profesional lintas sektor.
Peserta workshop diajak langsung mempraktikkan AI untuk keperluan pengolahan data, produksi konten, dan efisiensi administrasi.
Dari Pasar Tradisional Menuju Ekonomi Digital Berbasis Komunitas
Pemilihan Pasar Legi Blitar sebagai lokasi menjadi simbol integrasi antara ekonomi tradisional dan inovasi digital.
“Dari Blitar, kami ingin memastikan talenta lokal tidak sekadar menjadi penonton dalam ekonomi digital, tetapi ikut menjadi pemain utama,” tegas Cahyo.
Menurut Future of Jobs Report 2025 dari World Economic Forum (WEF), AI diperkirakan menciptakan 170 juta pekerjaan baru pada 2030, tetapi 92 juta pekerjaan juga berisiko tergantikan.
Sebanyak 63 persen pemberi kerja menyebut kesenjangan keterampilan sebagai tantangan utama dalam adopsi teknologi.
Cahyo menekankan pentingnya membangun ekosistem manusia yang mampu mengorkestrasi teknologi, bukan sekadar membeli lisensi perangkat lunak.
“Produktivitas tidak akan meningkat hanya dengan membeli lisensi perangkat lunak. Yang dibutuhkan adalah ekosistem manusia yang mampu mengorkestrasi teknologi,” katanya.
Rangkaian workshop ini ditujukan untuk membentuk komunitas pengguna AI yang adaptif dan siap menghadapi transformasi dunia kerja menuju 2030, dengan pendekatan yang tetap menempatkan manusia sebagai pusat dari pemanfaatan teknologi.
- Penulis :
- Gerry Eka







