Pantau Flash
HOME  ⁄  Teknologi

Ternyata Warga RI Paling Lama Pegang Gadget. Ini Risikonya!

Oleh Annisa Indri Lestari
SHARE   :

Ternyata Warga RI Paling Lama Pegang Gadget. Ini Risikonya!
Foto: Ilustrasi. (Pixabay)

Pantau - Sejak 2020, warga Indonesia mengalami peningkataan waktu dalam penggunaan ponsel pintar. State of Mobile 2024 dalam laporannya yang dirilis Data.AI mengungkapkan, tahun 2020 rata-rata warga RI menggunakan smartphone selama 5,63 jam per hari. Angka itu kemudian meningkat pada tahun 2021 menjadi 5,99 jam per hari, dan 6,14 jam per hari pada 2022.

Pada 2023 penggunaan perangkat mobile seperti handphone dan tablet naik kembali meningkat mencapai rata-rata 6,05 jam per harinya. Tak heran Indonesia menempati peringkat teratas sebagai negara yang warganya menghabiskan waktu terlama dalam penggunaan gadget dibandingkan negara lainnya.

Indonesia mengalahkan Thailand dengan 5,64 jam per hari dalam urusan menggenggam ponsel pintar ini. Setelah itu ada Argentina di posisi ketiga dengan 5,33 jam per hari, Arab Saudi di posisi keempat dengan 5,28 jam sehari, dan Brazil dengan 5,02 jam sehari.

Masih menurut laporan itu, warga RI tercatat paling lama menghabiskan waktunya untuk menggunakan aplikasi YouTube, kemudian disusul media sosial TikTok, WhatsApp, Instagram, dan Chrome Browser.

Posisi sebagai juara dalam urusan memegang gadget ini patut menjadi perhatian bagi semua pihak di Tanah Air. Hal ini mengingat berlama-lama menggunakan gadget bisa menimbulkan kecanduan yang bisa berdampak serius bagi tubuh dari mata hingga otak.

Di dunia, kecanduan gadget sudah menjadi pembahasan yang serius. Apalagi tingkat penggunaan ponsel pintar terus meningkat. Berdasarkan data Newzoo, China menjadi negara dengan pengguna ponsel pintar (smartphone) terbanyak di dunia pada 2022. Ini terlihat dari jumlah pengguna smartphone di China yang mencapai 910,14 juta orang. 

India menyusul di urutan kedua dengan jumlah pengguna smartphone sebanyak 647,53 juta orang. Posisinya diikuti Amerika Serikat dengan 249,29 juta pengguna smartphone. Indonesia berada di urutan keempat dalam daftar ini. Tercatat ada 192,15 juta pengguna smartphone di dalam negeri sepanjang tahun lalu.

Memang Ponsel telah memberikan kenyamanan mengusir kebosanan, stres dan kecemasan. Namun penting untuk menyadari dampak negatif terlalu sering berhadapan dengan layar gadget atau laptop. Penelitian baru telah menunjukkan tubuh kita membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dari kebanyakan waktu kita di depan layar. Dampaknya bisa kepada penurunan fungsi penglihatan hingga masalah postur tubuh.

Kecanduan Berdampak Serius

Mengutip Metro.co.uk, Dr Toni Phillips, Direktur Klinis Grup di DestinationSkin, mengatakan cahaya biru yang dipancarkan dari Ponsel pintar, komputer, dan layar TV dengan paparan yang berlebihan dapat menyebabkan kerutan dan pigmentasi dini.

“Anda dapat membantu mengurangi ini dengan pelembab dan SPF dan juga menghilangkan cahaya biru dari layar. Kita juga lupa betapa kotornya ponsel, kita membawanya ke mana-mana. Ini juga bisa menjadikan Ponsel sebagai hotspot kuman,” katanya.

Yang memprihatinkan adalah kenyataan bahwa kebiasaan menelepon mengubah bentuk tubuh kita. Sebagian besar dari kita membungkuk di atas ponsel sehingga lebih dekat ke layar, yang berdampak pada postur tubuh.

Sementara itu Andrew Doody, seorang ahli osteopati di The Fleet Street Clinic mengatakan duduk dengan posisi membungkuk di kursi yang nyaman, cenderung menekan dada. Hal ini dapat mencegah gerakan penuh tulang rusuk saat bernapas dan menekan diafragma, yang menyebabkan pernapasan menjadi lebih dangkal dan sulit, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kelelahan.

Penulis :
Annisa Indri Lestari