Pantau Flash
HOME  ⁄  Teknologi

SpaceX Kembali Potong Harga Jual Starlink jadi Rp5,9 Juta Aja, Sampai Kapan?

Oleh Sofian Faiq
SHARE   :

SpaceX Kembali Potong Harga Jual Starlink jadi Rp5,9 Juta Aja, Sampai Kapan?
Foto: Starlink - Ig/starlinkofficial

Pantau - SpaceX kembali memuat strategi dengan memtong harga jual perangkat keras Starlink yang kini menjadi Rp5,9 juta. Padahal sebelumnya untuk harga retail Starlink diketahui sejumlah Rp7,8 juta.

Berdasarkan keterangan dari laman resmi Starlink yang dilihat Pantau.com, Kamis (13/6/2024), Starlink potong harga perangkat kerasnya itu berlaku untuk paket residensial dan jelajah.

Sedangkan, perangkat keras paket kapal tidak ada perubahan. Begitu juga dengan tarif langganan per bulannya, masih dibanderol dengan harga mulai Rp750 ribu.

Jika melihat kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia, Starlink masih menawarkan promo terbatas untuk perangkat keras senilai 1.150 ringgit Malaysia atau sekitar Rp3,97 juta hingga 14 Juni 2024.

Berbeda dengan di Indonesia, pada sebelumnya potongan harga tersebut ada batasan waktunya. Namun, potongan harga itu kini tidak dicantumkan sampai kapan limitnya.

Sebelumnya, diskon 40% perangkat keras Starlink dibantah sebagai bagian dari predatory pricing. Melalui kuasa hukumnya, Starlink Indonesia menyampaikan diskon tersebut sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

"Sama sekali tidak ada predatory pricing. Promosi yang dilakukan Starlink hal wajar yang diperbolehkan oleh hukum," tegas Senior Associate Soemadipradja & Taher, Krishna Vesa, Rabu (29/5/2024).

Sementara itu, Komisi Pengawas Persaingan Ushaa (KPPu) Hilman Punjana meminta agar potongan harga perangkat Starlink ini diberlakukan sementara waktu agar tidak menjurus predatory pricing.

"Potensi adanya predatory pricing, dari sisi praktik di kompetisi tentunya predatory pricing ini butuh proses. Jadi, tidak hanya kita bicara orang jual lebih murah, bukan seperti itu konsepnya," imbuh Hilman.

"Jadi ,orang pelaku usaha yang melakukan predatory pricing ini ada beberapa persyaratan untuk bisa disebut sebagai aksi dari predatory pricing," pungkasnya.

Penulis :
Sofian Faiq
Editor :
Ahmad Munjin