
Pantau – Tajikistan melarang game Grand Theft Auto (GTA) dan Counter-Strike di negaranya. Hal ini dilakukan karena kekhawatiran terhadap kedua game tersebut yang didalamnya mengandung kekerasan dan konten yang tidak bermoral serta dapat mempengaruhi anak-anak muda untuk melakukan tindakan kriminal.
Berdasarkan analisa ahli sejarah dan budaya Kementrian Tajikistan, mereka menyimpulkan bahwa kedua game tersebut membawa adegan pembunuhan dan perampokan.
Kementrian Dalam Negeri Tajikistan menuliskan berdasarkan dengan persyaratan undang-undang Republik Tajikistan mengenai pendistribusian video dan permainan yang tidak etis dan berisi kekerasan, bagi warga negaranya, khususnya pemilik pusat permainan computer dilarang untuk menyebarluaskannya.
Tajikistan bukanlah satu-satunya negara yang melarang peredaran sebuah game di negaranya. Di tahun ini, setidaknya terdapat beberapa negara yang telah melakukan pembatasan pada video game, yang didasari atas kekhawatiran akan terjadinya kekerasan, konten eksplisit, dan sensitivitas politik atau budaya.
Baca juga: 5 Website Game Online yang dapat Diakses dengan Mudah!
Di Indonesia sendiri misalnya, game Mortal Kombat 11 diblokir dengan alasan karena mengandung simbol yang dilarang. Selain Indonesia, Turki juga melakukan hal yang serupa pada bulan Agustus 2024 kemarin, Turki melakukan pemblokiran terhadap game Roblox karena adanya kekhawatiran terhdap konten-konten yang dapat menyebabkan tindakan eksploitasi anak dibawah umur.
Selanjutnya laporan memberitahukan bahwa para predator menggunakan game Roblox untuk merayu dan berteman dengan anak-anak. Selain itu, sebenarnya beberapa pengembang muda di platform ini telah menyuarakan keluh kesah mereka mengenai eksploitasi finansial tersebut.
Kemudian yang baru-baru ini terjadi di bulan Oktober 2024, Kuwait melakukan penolakan untuk menyetujui perilisan game Call of Duty: Black Ops 6. Karena hal ini, para pemain yang berasal dari negara ini akhirnya mendapatkan pengembalian dana oleh pihak Activision. Namun, untuk alasan mengapa negara itu melakukan penolakan terhadap game tersebut masih belum jelas.
Laporan: Alvian Maulana
- Penulis :
- Latisha Asharani
- Editor :
- Latisha Asharani