
Pantau.com - Presiden Joko Widodo menyampaikan, selain berdoa tentu harus selalu bekerja keras dan kerja cepat. Maklum saja kondisi ekonomi dunia sekarang ini sedang melambat.
“Jadi kalau kita kerja biasa-biasa akan sangat berbahaya bagi ekonomi negara kita karena ekonomi dunia sekarang pada posisi yang memang menurun dan pada posisi yang tidak pasti,” ujar Presiden Jokowi pada Perayaan Imlek Nasional “Bersatu Untuk Indonesia Maju” di ICE BSD, Tangerang, Kamis (30/1/2020).
Baca juga: Akibat Virus Korona, Ekonomi China dalam Tekanan?
Jokowi juga menyampaikan Selamat Hari Imlek di tahun 2020, Gong Xi Fa Cai. Ia menambahkan ucapan selamat memasuki tahun Tikus Logam di 2020. “Shio saya kerbau, katanya tahun ini saya harus kerja keras. Padahal saya lima tahun kemarin sudah super kerja keras. Sekali lagi selamat memasuki tahun Tikus Logam di 2020,” ujar Presiden.
Pada kesempatan itu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikan, semua patut bersyukur karena bisa berkumpul dari berbagai ragam marga dari keturunan Tionghoa.
“Saya tahu di sini ada marga Tan, marga Oey, marga Gan, marga Pang, marga Lim, dan marga-marga yang lainnya yang tidak bisa saya sebut satu per satu karena saya tahu marga di keturunan Tionghoa ini banyak sekali,” tambahnya.
Baca juga: Indonesia Pede di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tak Pasti
Hal ini, menurut Jokowi, sama dengan negara Indonesia yang sangat beragam, bermacam-macam suku, agama, etnis, yang hidup dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote.
“Saya senang pagi hari ini saya bisa memakai baju ini (cheongsam). Ketua panitianya pakai baju tradisional Jawa. Ini kan dibalik-balik. Menteri-menteri juga, silakan pak Menteri coba, Pak Mensesneg, Pak Menko PMK. Pakai baju adat Tionghoa Pak Menko PMK tapi pakai peci,” paparnya.
Kondisi yang beragam ini, menurut Jokowi tidak ada selain di Indonesia dengan keragaman 714 suku dan lebih dari 1.100 lebih bahasa daerah. “Ini yang patut kita syukuri bahwa meskipun kita beraneka ragam tetapi kita tetap satu sebagai saudara sebangsa setanah air yang hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tukasnya.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta