Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Minggu Genting di Amerika Serikat di Tengah Pandemi Korona

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Minggu Genting di Amerika Serikat di Tengah Pandemi Korona

Pantau.com - Amerika Serikat memasuki salah satu pekan paling genting selama krisis virus korona dengan jumlah korban tewas melonjak di New York, Michigan, dan Louisiana dan sejumlah gubernur menyerukan perintah agar warga tinggal di rumah.

New York, negara bagian yang paling terpukul, melaporkan pada Minggu bahwa ada hampir 600 kematian baru dengan total 4.159 kematian dan 122.000 total kasus.

Mayat-mayat korban COVID-19, penyakit pernapasan mirip flu yang disebabkan oleh virus korona, ditumpuk dalam kantong oranye terang di dalam kamar mayat sementara di luar Pusat Medis Wyckoff Heights di Brooklyn, menurut foto yang diberikan kepada Reuters.

Baca juga: Kasus Korona di AS Terus Melonjak, Trump: Akan Banyak Orang yang Meninggal

Kepala operasional Korps Layanan Kesehatan Masyarakat AS Jerome Adams memperingatkan di Fox News Sunday bahwa masa sulit ada di depan tetapi "ada cahaya di ujung terowongan jika setiap orang melakukan bagian mereka selama 30 hari ke depan."

"Ini akan menjadi minggu paling sulit dan paling menyedihkan dalam kehidupan kebanyakan orang Amerika, terus terang. Ini akan menjadi momen Pearl Harbor kita, momen 9/11 kita, hanya saja itu tidak bersifat lokal," katanya.

"Itu akan terjadi di seluruh negeri. Dan aku ingin Amerika mengerti itu."

Baca juga: Dubai Putuskan 'Lockdown' Selama 14 Hari

Tempat-tempat seperti Pennsylvania, Colorado, dan Washington DC mulai menyaksikan peningkatan kematian. Gugus tugas penanganan virus korona Gedung Putih memperingatkan ini bukan waktunya untuk pergi ke toko kelontong atau tempat-tempat umum lainnya.

Sebagian besar negara bagian telah memerintahkan penduduk untuk tinggal di rumah kecuali untuk keperluan penting, guna memperlambat penyebaran virus di AS di mana lebih dari 321.000 orang dinyatakan positif dan lebih dari 9.100 orang telah meninggal.

Namun, beberapa gereja mengadakan pertemuan besar pada Minggu Palma, awal Pekan Suci di gereja-gereja Kristen. "Kami menentang aturan karena perintah Tuhan adalah menyebarkan Injil," kata Tony Spell, pendeta Gereja Life Tabernacle di pinggiran kota Baton Rouge, Louisiana.

rn
Penulis :
Widji Ananta