
Pantau.com - Gelandang Cagliagri Radja Nainggolan menyatakan keinginannya untuk bermain sepak bola hingga berusia 50 tahun. Pemain yang memiliki darah Indonesia inu mengaku bosan lantaran harus berada di rumah akibat pandemi virus korona.
Hal itu disampaikan sebagai jawaban kelakar Nainggolan dalam sesi tanya jawab bersama suporter yang disiarkan langsung melalui akun Instagram resmi Cagliari, @cagliaricalcio, pada Senin dini hari WIB.
Baca juga: Kabar Buruk Akhir Pekan, Tiga Pesohor Sepak Bola Italia Positif Korona
"Saya selalu bilang ingin bermain sepak bola sampai usia 34 tahun, tapi beberapa hari belakangan saya mulai berpikir akan bermain sampai usia 50 tahun," kata Nainggolan.
"Soalnya diam di rumah seharian penuh tidak cocok buat saya. Ketika keadaan ini berakhir, saya akan menikmati keluar malam bersama teman-teman, seperti sebelum-sebelumnya," ujarnya menambahkan.
Untuk mengurangi kebosanan, Nainggolan mengaku banyak menghabiskan waktunya dengan menggenggam stik PlayStation, menonton televisi atau bersenang-senang dengan set disc jockey yang dimiliki.
"Sejauh ini saya masih bisa melewati masa-masa ini dengan baik, sembari menunggu kabar baik kami bisa bermain lagi. Namun belakangan saya kerap lupa waktu," katanya.
"Kami main PlayStation, menonton televisi, terkadang bermain dengan set DJ, jika tidak begitu hari-hari akan terasa membosankan," jelas Nainggolan.
Nainggolan musim ini kembali ke Cagliari, tim yang dibelanya pada 2010-2014, dengan status pinjaman dari Inter Milan. Pasalnya ia harus tersisih dari skuad utama Nerazzurri setelah kedatangan Antonio Conte sebagai manajer.
Pemain berpaspor Belgia itu tidak butuh waktu lama untuk "nyetel" lagi dengan Cagliari dan sejauh ini sudah mencetak lima gol dalam 21 penampilan. Ia bahkan sempat terpilih sebagai Pemain Terbaik Serie A bulan November.
Baca juga: Mikel Arteta Membaik, Pusat Pelatihan Arsenal Kembali Dibuka
Nainggolan kini harus ikut bersabar layaknya banyak pesepak bola di Italia lainnya. Sebab kompetisi olahraga di negara itu dihentikan sementara setidaknya hingga 3 April, karena pukulan COVID-19 di sana.
Italia menjadi negara yang paling parah terdampak COVID-19, bahkan data WHO hingga 20 Maret mencatat 4.032 nyawa melayang karena virus itu melampaui jumlah korban 3.261 jiwa di China.
- Penulis :
- Reza Saputra