Pantau - Ketua DPP Partai Golkar Dave Akbarshah Laksono menegaskan, pihaknya menolak sistem Pemilu dengan proporsional tertutup alias mencoblos partai.
"Pada Pemilu di era demokrasi, ini yang harus diutamakan adalah hak suara rakyat, suara rakyat adalah suara Tuhan," ujar Dave lewat keterangannya, Jumat (30/12/2022).
Dave berpendapat, sistem proporsional terbuka memberikan hak kepada masyarakat untuk menentukan siapa yang diinginkan untuk menjadi wakilnya di parlemen.
Baca Juga: Setujui Pemilu Tertutup, PDIP: Sesuai Konstitusi dan Hemat Biaya
Ia melanjutkan, hal ini juga menjadi alat bagi masyarakat untuk menilai atau menghukum wakil rakyat yang tidak bekerja dengan baik.
"Jangan sampai kewajiban ini hilang hanya karena keinginan elite parpol yang ingin mengontrol pergerakan bangsa," tegasnya.
Dave menambahkan, usulan penggunaan kembali sistem proporsional tertutup hanya akan memperkuat sistem oligarki di dalam partai politik.
Baca Juga: Respons Wacana Pemilu Tertutup, Sekjen Nasdem: Ketua KPU Offside!
Selain itu, menurutnya, hal tersebut hanya akan memberi kekuatan kepada partai politik untuk menentukan siapa yang mereka inginkan, bukan yang masyarakat inginkan.
"Bila Indonesia kembali ke sistem proporsional tertutup, maka ini mengkhianati proses reformasi dan bahkan mencabut hak-hak yang sudah diberikan kepada rakyat," tutup anggota Komisi I DPR tersebut.
"Pada Pemilu di era demokrasi, ini yang harus diutamakan adalah hak suara rakyat, suara rakyat adalah suara Tuhan," ujar Dave lewat keterangannya, Jumat (30/12/2022).
Dave berpendapat, sistem proporsional terbuka memberikan hak kepada masyarakat untuk menentukan siapa yang diinginkan untuk menjadi wakilnya di parlemen.
Baca Juga: Setujui Pemilu Tertutup, PDIP: Sesuai Konstitusi dan Hemat Biaya
Ia melanjutkan, hal ini juga menjadi alat bagi masyarakat untuk menilai atau menghukum wakil rakyat yang tidak bekerja dengan baik.
"Jangan sampai kewajiban ini hilang hanya karena keinginan elite parpol yang ingin mengontrol pergerakan bangsa," tegasnya.
Dave menambahkan, usulan penggunaan kembali sistem proporsional tertutup hanya akan memperkuat sistem oligarki di dalam partai politik.
Baca Juga: Respons Wacana Pemilu Tertutup, Sekjen Nasdem: Ketua KPU Offside!
Selain itu, menurutnya, hal tersebut hanya akan memberi kekuatan kepada partai politik untuk menentukan siapa yang mereka inginkan, bukan yang masyarakat inginkan.
"Bila Indonesia kembali ke sistem proporsional tertutup, maka ini mengkhianati proses reformasi dan bahkan mencabut hak-hak yang sudah diberikan kepada rakyat," tutup anggota Komisi I DPR tersebut.
- Penulis :
- Aditya Andreas
