Headlines
Ada-ada Saja! Pria Ini Gugat Orang Tua karena Melahirkan Dirinya

Minggu, 10 Februari 2019 15:15
Pantau.com - Seorang pria asal India menggugat orang tuanya karena melahirkan dirinya ke dunia. Raphael Samuel yang berusia 27 tahun mengatakan ia berencana untuk mengambil tindakan hukum terhadap orang tuanya karena melahirkannya ke dunia tanpa persetujuannya.
Langkahnya yang tak biasa ini telah memicu kebingungan dan perdebatan di platform media sosial India.
Pengusaha asal Mumbai ini mengidentifikasi dirinya sebagai seorang 'anti-natalist'; atau seseorang yang memberikan nilai negatif pada kelahiran dan percaya bahwa hidup begitu penuh kesengsaraan sehingga manusia harus berhenti berkembang biak.
Samuel menjadi tenar di India setelah ia mempertontonkan sikap filosofisnya dalam serangkaian video YouTube di mana sosoknya disamarkan dengan kacamata hitam dan janggut palsu besar yang tidak pas. "Saya ingin semua orang di India dan dunia menyadari satu hal - bahwa mereka dilahirkan tanpa persetujuan mereka," katanya, dilansir dari ABC News, Minggu (10/2/2019).
"Saya ingin mereka mengerti bahwa mereka tak berhutang apa pun kepada orang tua mereka. Jika kita dilahirkan tanpa persetujuan kita, kita seharusnya dipelihara oleh orang tua kita untuk bertahan hidup."
Baca juga: Protes Brexit, Profesor Ini Telanjang Selama Wawancara Radio
Kedua orang tuanya adalah pengacara, dan ia mengatakan dirinya memiliki hubungan yang baik dengan mereka.
"Ayahku masih berusaha memahami ide ini, tetapi ibu saya berharap ia bertemu dengan saya sebelum saya lahir, dan ia tak akan melahirkan saya," katanya.
Ibu Samuel menjabarkan pemikirannya di halaman Facebook sang putra. "Jika Raphael bisa memberikan penjelasan rasional tentang bagaimana kita bisa meminta izin untuk dilahirkan, saya akan menerima kesalahan saya," katanya.
Penyebutan pertama istilah 'anti-natalist' dikaitkan dengan filsuf Belgia, Theophile de Giraud.
Buku pertamanya, Impertinence of Procreation (Ketidakpatutan Prokreasi), diterbitkan pada tahun 2000, menolak gagasan memiliki anak, karena alasan ekologis.
Baca juga: Penembak 6 Jemaah Masjid di Kanada Dihukum Seumur Hidup
Tetapi akar anti-natalisme bisa ditelusuri kembali dari beberapa sekte Gnostisisme pada pergantian abad pertama dan kedua. Sekte-sekte ini percaya bahwa keselamatan berasal dari pengetahuan, dan semua bentuk materi duniawi adalah jahat.
Beberapa interpretasi teks-teks Buddha awal juga membawa peringatan agar tidak membawa anak-anak ke dunia yang penuh dengan kesengsaraan dan penderitaan.
Pesan Raphael Samuel telah menjadi perhatian di India yang konservatif, di mana ada 1,5 juta anak yang lahir setiap bulannya. "Inilah yang ingin saya sampaikan kepada semua orang; Anda punya pilihan untuk tidak punya anak," katanya.
"Bukankah memaksa seorang anak terlahir ke dunia ini dan kemudian memaksanya untuk berkarir merupakan penculikan dan perbudakan?."
Samuel mengatakan ia masih akan mencari pengacara yang bersedia menangani kasusnya.
Share :
Terpopuler
Minggu, 17 Februari 2019 09:00
Kritik Impor Pangan, Rizal Ramli: Mohon Maaf Pak Jokowi Anda Tidak Kredibel
Senin, 18 Februari 2019 07:05
Pengamat Transportasi Tak Sependapat dengan Prabowo Soal Pembangunan Infrastruktur
Senin, 18 Februari 2019 20:33
Dilaporkan ke Bawaslu Soal Kepemilikan Lahan, Jokowi: Tidak Usah Debat Kalau Dikit-dikit Lapor
Minggu, 17 Februari 2019 23:39
Dari Gagal Paham hingga Unicorn, Ini Meme Unik Usai Debat Pilpres Kedua
Senin, 18 Februari 2019 19:53
India Bergejolak, Muslim Kashmir Diminta Segera Angkat Kaki
terkini
Selasa, 19 Februari 2019 13:40
Jika Terpilih, Prabowo Akan Pisahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Selasa, 19 Februari 2019 13:34
Pantau Video: Keluarkan Kata Cebong, Ustaz Ini Diprotes Emak-emak saat Ceramah
Selasa, 19 Februari 2019 13:27
Lawatan ke Pakistan, MBS Bebaskan 2.107 Tahanan Islamabad di Arab Saudi
Selasa, 19 Februari 2019 13:21
Sebastian Vettel Tampil Sempurna dalam Tes Pramusim F1
Selasa, 19 Februari 2019 13:15
System message!
Terima kasih telah memberikan komentar.System message!
Anda tidak dapat memberikan komentar. Mohon login/registrasi terlebih dahulu.System message!
Mohon maaf..Gagal mengirim komentar. Mohon coba kembali nantiKomentar :