Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Aruna, Penolong Nelayan Indonesia untuk Ekspor Hasil Laut ke Amerika

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Aruna, Penolong Nelayan Indonesia untuk Ekspor Hasil Laut ke Amerika

Pantau.com - Jika sebelumnya, para nelayan selalu kelimpungan dengan harga ikan yang ditawar oleh para pengepul, tidak dengan hari ini. Bagaimana caranya? ceritanya akan disampaikan Darhan, nelayan di Kalimantan Barat. 

Darhan mendorong kapal barunya menjauhi garis pantai di Tanjung Batu, Berau, Kalimantan Barat.

"Akhirnya impian saya terwujud punya kapal yang lebih besar. Sekarang saya bisa tetap melaut, meski gelombang agak besar," kata nelayan kepiting dan rajungan seperti di kutip BBC.

Kapal yang ia gunakan untuk mencari ikan ini, ia beli setelah pendapatannya naik hingga tiga kali lipat. Hasil laut tangkapannya dijual melalui apilikasi Android yang diciptakan tiga anak muda. Melalui aplikasi yang dinamakan Aruna, nelayan yang menjual komoditas laut dapat mengetahui harga jual, disesuaikan dengan harga di pasaran.

"Pengepul yang lain itu kadang mempermainkan kita dalam hal harga. Tapi setelah ada Aruna, tidak seenaknya mempermainkan kita. Karena Aruna terbuka pada kita, berapa harga dari pembeli, dan berapa harga dari pengepul," kata pria yang akrab dipanggi Awal ini.

Baca juga: Wajib Tahu Gengs! Laporan Pajak Sekarang Harus Gunakan e-Filing, Buruan Register

Dijual di Wallmart, AS

Semua komoditas laut yang dijual lewat aplikasi ini dipasarkan melalui online atau perdagangan daring, untuk pasar internasional ataupun pasar dalam negeri. Salah seorang pendiri sekaligus Direktur Umum Aruna, Utari Octavianty menyatakan, sengaja memilih pemasaran melalui internet untuk membuka peluang pasar yang lebih luas.

"Ini bermula dari perdagangan daring yang kami buat. Memancing orang yang bukan hanya di Indonesia, tapi juga dari luar Indonesia. Mereka yang mencari kata 'fish' atau 'beli ikan', akan langsung terhubung ke gerai daring kami, dari situ mereka sadar penjualan ikan di Indonesia sudah online," terang Utari.

Aruna mengatakan telah memasarkan komoditas laut Indonesia termasuk kepiting dan rajungan yang ditangkap Darhan di Berau hingga ke Amerika Serikat, Singapura dan Cina.


Aplikasi Aruna (Screenshot Website Aruna)

Baca juga: Tarif Tol Trans Jawa Diprotes, Jasa Marga: Kalau Merasa Mahal Lewat Luar

Salah satu konsumen dari Amerika Serikat adalah distributor untuk supermarket Walmart. Sementara konsumen kepiting bakau di Cina, mayoritas berasal dari pemilik restoran.

Pendapatan dari seluruh transaksi melalui aplikasi ini rata-rata bisa mencapai Rp690 miliar setiap bulannya. Mayoritas berasal dari transaksi ekspor, yakni 95 persen.

"Konsumen internasional biasanya lebih suka proses transaksi yang keamanan datanya terjamin, makanya fokus Aruna di security data, tapi kami memastikan produk dari nelayan aruna tetap bisa dipasarkan," tambahnya.

Konsumen yang sudah memesan komoditas laut dari Aruna, akan diberi akses khusus memantau proses transaksi melalui aplikasi Nelayan E-commerce.

"Ada dua aplikasi yang dikembangkan Aruna, pertama adalah Nelayan Aruna yang dipakai nelayan, dan aplikasi Nelayan E-Commerce yang dipakai oleh konsumen untuk melacak status transaksi," kata Utari.

Baca juga: Menteri Keuangan Era SBY dan Senior Sri Mulyani Korek Utang Negara

Saat ini terdapat sekitar 2.100 nelayan yang merasakan manfaat aplikasi ini, termasuk di Berau, Papua dan Sumatra. Tapi mayoritas dari mereka belum bisa memakai sendiri aplikasi di telepon pintar atau gawai lainnya.

Data hasil tangkapan di Berau yang disusun Paprada melalui aplikasi, lalu diakses oleh tim Aruna di Jakarta. Hingga akhir tahun 2018, Aruna sudah memasarkan 86 jenis komoditi laut, termasuk kepiting, udang, dan beragam ikan. Utari menyatakan, Aruna berencana membuat sistem yang lebih sederhana untuk nelayan, berbasis sms.

"Kami sedang siapkan satu teknologi, aplikasi ini akan menyebarkan pesan secara otomatis dalam bentuk sms ke nelayan. Karena ponsel mereka mayoritas hanya bisa dipakai untuk sms. Jadi setiap hari akan ada sms yang dikirim ke nelayan, berisi nama nelayan, jumlah poinnya, dan harga ikan yang diterimanya."

Penulis :
Nani Suherni