Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

NTP Nasional Turun Jadi 124,05 di November 2025, Sektor Perkebunan Rakyat Alami Penurunan Terdalam

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

NTP Nasional Turun Jadi 124,05 di November 2025, Sektor Perkebunan Rakyat Alami Penurunan Terdalam
Foto: Tangkapan layar - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam memaparkan materi dalam jumpa pers Rilis Berita Resmi Statistik di Jakarta, Senin 1/12/2025 (sumber: ANTARA/Rizka Khaerunnisa)

Pantau - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) nasional pada November 2025 sebesar 124,05 atau turun 0,23 persen dibandingkan Oktober 2025.

Penurunan ini disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,26 persen dari 155,13 menjadi 154,72, yang lebih dalam dibanding penurunan indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) sebesar 0,03 persen dari 124,77 menjadi 124,73.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengungkapkan, "Penurunan NTP disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani (It) yang lebih besar dibanding penurunan indeks harga yang dibayarkan petani (Ib)."

Komoditas utama penyebab turunnya It secara nasional adalah gabah, kelapa sawit, kakao atau cokelat biji, dan tembakau.

Penurunan Terdalam Terjadi pada Subsektor Perkebunan Rakyat

NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR) tercatat mengalami penurunan terdalam, yaitu sebesar -0,66 persen.

Penurunan ini terjadi karena It di subsektor tersebut turun 0,85 persen, lebih besar dibanding penurunan Ib sebesar 0,19 persen.

Kelapa sawit, kakao atau cokelat biji, tembakau, dan kelapa menjadi komoditas utama yang menyebabkan penurunan It pada subsektor ini.

Nilai Tukar Nelayan Naik dan Harga Beras Turun Secara Bulanan

Berbeda dengan petani, nilai tukar nelayan (NTN) naik sebesar 0,70 persen pada November 2025.

Peningkatan ini terjadi karena It naik 0,66 persen, sedangkan Ib turun 0,04 persen.

Ikan tongkol, ikan kembung atau kobang atau sumbo, cumi-cumi, dan kakap menjadi komoditas yang mendorong kenaikan It bagi nelayan.

Di sisi lain, rata-rata harga beras di penggilingan mengalami penurunan 0,88 persen secara bulanan (month-to-month), namun masih mencatatkan kenaikan 6 persen secara tahunan (year-on-year).

Berdasarkan kualitas, harga beras premium turun 0,66 persen secara mtm dan naik 5,48 persen secara yoy, sedangkan harga beras medium turun 0,97 persen mtm dan naik 6,46 persen yoy.

Di tingkat grosir, harga beras mengalami deflasi 0,93 persen secara mtm dan inflasi 5,03 persen secara yoy.

Adapun di tingkat eceran, harga beras mengalami deflasi 0,59 persen secara mtm dan inflasi 3,72 persen secara yoy.

Penulis :
Arian Mesa