
Pantau - Kementerian Transmigrasi (Kementrans) menyerahkan bantuan berupa 16 unit kapal perikanan berukuran 5 Gross Tonnage (GT) kepada warga transmigran nelayan di Kawasan Transmigrasi Tanjung Banon, Barelang, Kota Batam, Kepulauan Riau.
Bantuan kapal tersebut memiliki nilai total mencapai Rp8,7 miliar dan disalurkan kepada 16 kelompok nelayan, masing-masing mendapatkan satu kapal lengkap dengan perangkat penangkapan ikan.
"Para nelayan ini sangat senang karena ada bantuan. Kita berharap dengan adanya bantuan kapal ini dapat meningkatkan pendapatan mereka karena nanti InsyaAllah hasil tangkapannya akan bisa bertambah banyak sehingga dapat menghidupi keluarga," ungkap perwakilan dari Kementerian Transmigrasi.
Pelatihan dan Jaminan Hidup untuk Dukung Kemandirian
Selain kapal, Kementrans juga menggandeng Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta BP Batam untuk menyelenggarakan pelatihan peningkatan kapasitas (capacity building) bagi para nelayan.
Pelatihan tersebut mencakup teknik untuk memaksimalkan hasil tangkapan dan pengolahan ikan agar memiliki nilai jual lebih tinggi.
Viva Yoga Mauladi dari Kementrans menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan warga transmigran di seluruh Indonesia.
Tak hanya itu, pemerintah juga memberikan jaminan hidup selama satu tahun kepada para transmigran untuk mendukung proses adaptasi.
"Jaminan hidup itu berupa beras setiap bulan 43 kilogram (kg) per kepala keluarga. Kemudian minyak goreng, peralatan mandi, peralatan dapur, peralatan untuk anak-anak. Itu menjadi bagian dari tanggung jawab Kementerian Transmigrasi selama satu tahun untuk memberikan jaminan hidup kepada warga transmigran," ia mengungkapkan.
Harapan Nelayan dan Pengembangan Kawasan
Kementrans berharap para transmigran dapat mencapai kemandirian dalam waktu setahun dan mengembangkan potensi ekonomi lokal.
"Diharapkan setelah satu tahun mereka bisa mandiri, mereka bisa dapat meningkatkan pendapatannya dan itu menjadi bukti bahwa Kementerian Transmigrasi bukan memindahkan kemiskinan tapi mengubahnya menjadi sejahtera," ujarnya.
Jika jumlah warga transmigran nelayan bertambah, Kementrans siap menambah kapal sesuai kebutuhan di lapangan.
"Kita lihat nanti ya. Kalau memang nanti ada tambahan warga transmigran baru yang itu adalah warga nelayan, nanti akan kita tambah (kapal) lagi. Tergantung kepada kebutuhan di lapangan. Kita fleksibel, dananya sudah ada. Tinggal kebutuhan di lapangan seperti apa nantinya kita akan sesuaikan," katanya.
Salah satu nelayan penerima bantuan, Kasino, menyatakan rasa syukur dan harapan besar terhadap peningkatan pendapatan.
"Ya harapannya kita bisa mendapatkan lebih banyak ikan. Penghasilnya lebih besar," ungkap Kasino.
Ia juga menjelaskan bahwa sebelum bantuan datang, mereka hanya melaut menggunakan perahu kecil bermesin 15 PK dan hanya mampu membawa hasil 30 hingga 40 kg ikan.
"Dapatnya kadang-kadang 30 kg, 40 kg. Sekarang kan kami kan sudah dapat bantuan kapal besar. Setidaknya kalau pergi bisa lebih agak jauh, lebih dapat ikan yang banyak, atau di lautan yang luas," jelasnya.
Kawasan Transmigrasi Tanjung Banon sendiri merupakan proyek percontohan transmigrasi modern yang bertujuan menciptakan pusat ekonomi baru.
Kawasan ini dilengkapi dengan fasilitas pendidikan, kesehatan, pelabuhan, dan potensi wisata, serta dirancang untuk membangun masyarakat mandiri dan sejahtera.
- Penulis :
- Leon Weldrick







