Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Dokumen Pentagon Tentang Doktrin Operasi Nuklir AS Bikin Geger

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Dokumen Pentagon Tentang Doktrin Operasi Nuklir AS Bikin Geger

Pantau.com - Dokumen Pentagon menjabarkan doktrin operasi nuklir AS mendadak menjadi perbincangan hangat dunia internasional. Operasi nuklir Publikasi Bersama 3-72, muncul 11 Juni hingga akhirnya dihapus.

Dokumen tersebut tidak dapat dilihat sebelumnya hingga akhirnya diunduh oleh Steven Aftergood, seorang aktivis di Federasi Ilmuwan Amerika (FAS). Saat ini tersedia di situs web FAS sebagai PDF.

Melansir RT, Kamis (20/6/2019), publikasi itu menyediakan prinsip-prinsip dasar dan pedoman untuk merencanakan, melaksanakan, dan menilai operasi nuklir.  “Pemikiran seperti itu sendiri bisa berbahaya. Itu bisa membuat kemungkinan semacam itu lebih mungkin daripada menghalangi," kata Aftergood kepada The Guardian.

Baca juga: Trump Sebut Akan Perang Melawan Iran dengan Senjata Nuklir, tapi...

AS mengatakan tidak akan mengesampingkan serangan nuklir pertama, karena sekutu tidak akan percaya sebaliknya

Pemerintahan Trump telah memberikan banyak perhatian pada masalah nuklir, yang memperbarui Review Postur Nuklir AS tahun lalu dan mengalokasikan dana untuk memodernisasi triad nuklir AS: pembom, rudal darat dan kapal selam.

Namun, Trump juga mengumumkan AS akan meninggalkan perjanjian Angkatan Nuklir Menengah (INF) 1987 dengan Rusia bulan depan. Nasib perjanjian pengontrolan senjata START Baru dengan Rusia, yang akan berakhir pada Februari 2021.

Baca juga: Amerika Catat Ini, China Siap Pasang Badan untuk Korut

Dalam keadaan seperti itu, doktrin Kepala Gabungan intelijen AS yang menyatakan, menggunakan senjata nuklir dapat menciptakan kondisi untuk hasil yang menentukan dan pemulihan stabilitas strategis. Dokumen itu juga menggambarkan perang nuklir menawarkan tingkat fleksibilitas.

AS adalah satu-satunya negara yang pernah menggunakan senjata nuklir dalam pertempuran, melawan kota-kota Jepang di Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945. Tidak ada yang menjadi target utama militer.

Penulis :
Widji Ananta

Terpopuler