
Pantau.com - Badan Pusat Statistik (BPS) telah resmi mengeluarkan data pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02 persen (year on year/yoy) pada triwulan III-2019. Pertumbuhan itu melambat bila dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 5,05 persen yoy, juga dari kuartal III-2019 yang sebesar 5,17 persen yoy.
Kepala BPS Suhariyanto, menyatakan mayoritas komponen penopang pertumbuhan ekonomi pengeluaran, mengalami pertumbuhan dan hanya impor yang terkontraksi. Meski demikian pertumbuhan ekspor dan konsumsi pemerintah cenderung stagnan di kuartal III-2019.
"Seluruh komponen pertumbuhan positif kecuali impor yang terkontraksi," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (5/11/2019).
Baca juga: BPS: Ekonomi Indonesia Tumbuh, tapi Mengalami Perlambatan
Untuk Ekspor tercatat hanya mampu tumbuh 0,02 persen yoy di kuartal III-2019 dengan kontribusinya 18,75% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang secara nominal berjumlah Rp4.067,8 triliun. Membaik dari kuartal sebelumnya yang tumbuh -1,98 persen yoy, namun memburuk dari kuartal III-2019 yang tumbuh 8,08 persen yoy.
Sedangkan konsumsi pemerintah hanya mampu tumbuh 0,98 persen yoy dengan kontribusinya 8,36 persen terhadap PDB. Realisasi itu mengalami perlambatan dari kuartal II-2019 yang mampu tumbuh 8,25 persen yoy, juga melambat dari kuartal III-2018 yang tumbuh 6,27 persen yoy.
"Melambatnya konsumsi pemerintah salah satunya didorong penurunan belanja barang dan jasa," paparnya.
Ia juga menambahkan pertumbuhan impor mengalami kontraksi -6,73 persen yoy dengan kontribusinya terhadap PDB juga terkontraksi -18,81 persen. Penurunan pertumbuhan itu terjadi pada impor migas, non migas, maupun jasa. Realisasi itu juga menunjukkan kontraksi lebih dalam dari kinerja pada kuartal II-2019 yang sebesar -6,78 persen yoy. Adapun pada triwulan III-2019 impor tercatat tumbuh 14,02 persen yoy.
Sedangkan untuk konsumsi rumah tangga tercatat masih menjadi penopang utama dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kontribusinya pada PDB sebesar 56,52 persen dan mengalami pertumbuhan 5,01 persen yoy di kuartal III-2019.
Pertumbuhan ini melambat dibandingkan kuartal II-2019 yang tumbuh 5,17 persen yoy, namun sedikit membaik dibandingkan kuartal III-2018 yang tumbuh 5 persen yoy. "Perlambatan dari kuartal sebelumnya ini dipahami karena waktu itu ada lebaran dan liburan sehingga konsumsi meningkat. Tapi bila dilihat dengan kuartal III-2018 konsumsi lebih membaik," imbuhnya.
Baca juga: Sri Mulyani Klaim Kondisi Ekonomi Indonesia Stabil, Pertumbuhan Positif
Sementara, kontribusi terbesar kedua berasal dari investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 32,32 persen terhadap PDB atau tumbuh 4,21 persen yoy. Meski demikian pertumbuhan ini melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 5,01 persen yoy, juga jauh melambat dibanding kuartal III-2018 yang tumbuh 6,96 persen yoy.
"Diharapkan pada kuartal ke IV-2019 PMTB bisa membaik pertumbuhannya," paparnya.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta