
Pantau.com - Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak menyayangkan gaya berkampanye yang dilakukan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf.
Menurutnya, TKN condong menggunakan model kampanye stigmasisasi kepada Prabowo-Sandi. Menurutnya, kubu sebelah cenderung menghindarkan perdebatan yang subtansial seperti ekonomi, sosial kebudayaan hingga hukum.
"Ini model kampanye yang kami sayangkan. Kami justru melihat ada kecenderungan kubu TKN itu menghindari diskusi-diskusi ekonomi sosial dan hukum yang justru dilakukan justru adalah stigmanisasi," kata Dahnil dalam refleksi akhir tahun 2018 yang digelar di media center Prabowo-Sandi, Jl Sriwijaya, Jakarta Selatan, Senin (31/12/2018).
Baca juga: Laporan Dana Kampanye Prabowo-Sandi: Uang Masuk Rp54 Miliar, Pengeluaran Rp46,6 Miliar
Model stigmatisasi yang dilakukan TKN, katanya, seperti ketika Prabowo mengkritik kondisi negara yang saat ini dinilai sedang terpuruk, akan tetapi dianggap menyebarkan pesimisme. Padahal menurutnya, niat Prabowo mengkritik karena ada yang menyimpang dari pengelolaan negara.
"Kalau Pak Prabowo ngomong Indonesia punah kalau tidak diurus dengan baik yang distigma langsung ke Pak Prabowo. 'Pak Prabowo itu pesimis menyebar teror' itu stigma juga," ungkapnya.
Selain itu, seperti adanya acara reuni 212 yang digelar beberapa minggu yang lalu juga seolah-olah dijustifikasi sebagai radikalisme. "'Ini kelompok radikal, ini kelompok anti toleran' dan ini terus terjadi. Upaya stigma stigma seperti itu," tuturnya.
"Orang mengkritik aparat keamanan, orang yang mengkritik presiden kemudian dia berasal dari kelompok Islam dituduh antitoleransi dan macam-macam," sambungnya.
Baca juga: TKN Jokowi-Ma'ruf Pilih 'Positive Thinking' Soal Penunjukan Ira Koesno sebagai Moderator Debat
Untuk itu, mantan ketua PP Pemuda Muhammadiyah itu meminta TKN menghentikan model kampanye stigmasisasi. Dirinya menginginkan kampanye di 2019 nanti fokus pada perdebatan ekonomi dan pembangunan.
"Kemudian sosial kebuayaan, kemudian pendidikan dan macam-macam itu intinya," pungkasnya.
- Penulis :
- Adryan N