Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Kanada: China Beri Kesempatan Bertemu dengan Salah Satu Tahanan

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Kanada: China Beri Kesempatan Bertemu dengan Salah Satu Tahanan

Pantau.com - Diplomat Kanada mendapatkan kesempatan konsuler bagi orang kedua dari dua warganya yang ditahan China selama sepekan, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Kanada.

Dalam pernyataan tersebut juga menyebutkab bahwa Duta Besar Kanada untuk Beijing bertemu dengan salah satu tahanan, yakni Michael Spavor.

Spavor dan Michael Kovrig ditahan setelah Kanada menangkap pemimpin perusahaan China atas permintaan ekstradisi Amerika Serikat.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyatakan penahanan itu tidak dapat diterima dan pemerintahnya menangani masalah itu dengan sangat sungguh-sungguh.

"Kami terlibat dengan pejabat China untuk menentukan keadaan sebenarnya mereka ditahan. Mengapa mereka ditahan?" katanya dalam wawancara, yang disiarkan pada Minggu (16/12/2018).

Baca juga: Buntut Penahanan Petinggi Huawei, China Kembali Selidiki Warga Kanada

McCallum bertemu Kovrig untuk pertama kali pada Jumat (14/12/2018). Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo pada Jumat menyatakan China seharusnya membebaskan kedua orang itu.

Spavor yang merupakan seorang pengusaha dan mantan diplomat Kovrig, ditahan pasca polisi Kanada menangkap Kepala Keuangan Huawei Technologies Co Ltd Meng Wanzhou, pada 1 Desember.

Jaksa Amerika Serikat menuduh Meng menyesatkan bank asing tentang transaksi terkait Iran, yang membuat bank terancam melanggar hukuman negara adidaya itu. Meng, putri pendiri Huawei, menyatakan diri tidak bersalah.

Trudeau mengatakan kepada CTV bahwa Kanada akan terus berusaha membangun hubungan perdagangan dengan China.

Baca juga: Amerika Desak China Bebaskan Dua Warga Kanada

"Kami perlu melakukannya dengan cara benar bagi nilai kami dan untuk kepentingan rakyat Kanada, dan mendapatkan keseimbangan benar itu rumit. Itu menjadi lebih sulit akibat kecenderungan baru-baru ini," demikian Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.

Penulis :
Noor Pratiwi