
Pantau.com - Tak mendapatkan tiket Indonesia Open 2019? Tak perlu khawatir, karena kalian bisa duduk dan nonton bersama dengan para penggemar lainnya di depan Istora Senayan, Jakarta.
Turnamen bulutangkis Indonesia ini setiap tahunnya memang selalu menjadi primadona bagi para pencinta bulutangkis Tanah Air. Tidak peduli menang atau kalah para pengunjung akan setia duduk dan terus mendukung para atletnya.
Bukan hanya para pengunjung yang ada di dalam Istora, penonton yang kehabisan tiket bisa ikut berteriak memberikan dukungannya untuk para atlet yang diidolakan. Hal itu bisa kalian lakukan dengan duduk bersama dengan penggemar lainnya di booth Blibli dan Djarum Foundation.
Baca juga: Semifinal Indonesia Open 2019: Batik dan Blangkon Curi Perhatian Penonton
Nobar Indonesia Open 2019 di booth Blibli dan Djarum Foundation. (Foto: Pantau.com/Willa Wildayanti)
Booth ini menayangkan pertandingan dalam layar besar untuk bisa ditonton bersama dengan penggemar yang juga kehabisan tiket. Bahkan para penggemar rela duduk ditanah hanya untuk bisa melihat dan mendukung.
Salah satunya Lala Chanifa yang mengaku kehabisan tiket untuk nonton babak semifinal, karena ia hanya mendapatkan tiket sampi perempatfinal dan sudah kehabisan.
“Kehabisan tiket semifinal soalnya. Saya dari tadi duduk disini, melihat setiap pertandingan dari tadi. Sebenarnya capek ya. Tapi karena Chou Tien Chen baru main makanya ini nungguin dia,” kata Lala, saat ditemui Pantau.com, di Istora Senayan.
Baca juga: Dan Kevin Sanjaya Bikin Istora Pecah
Booth ini juga berguna bagi pengunjung yang kehabisan tiket. (Foto: Pantau.com/Pantau.com)
Lala bersama dengan yang lain sedang duduk bersama menonton pertandingan Chou Tien Chen lawan Kataphon Wangcharoen pada babak semifinal Indonesia Open 2019 yang berlangsung di Istora, Senayan, Jakarta, Sabtu (20/7/2019).
“Enak nonton di Istora. Walaupun nggak dapat tiket kita masih bisa merasakan euforia, teriakan orang-orang di dalam. Jadi saya bisa ikut berteriak, kalah nonton di televisi, kurang seru karena nggak ada temen teriak,” tuntasnya.
- Penulis :
- Widji Ananta