
Pantau.com - Najib Furqoni, ayah dari Jaksa Fungsional Kejaksaan Negeri Bangka Selatan Shandy Johan Ramadhan melontarkan kekecewaannya pada pengelola maskapai Lion Air.
Johan menjadi salah satu korban dari jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin, 29 Oktober 2018. Najib langsung menuding pendiri Lion Air Rusdi Kirana telah gagal mengelola maskapainya.
"Maaf, khususnya Pak Rusdi Kirana saya anggap gagal. Saya tidak ingin menjadi provokator dan saya tidak ingin menjadi perdebatan," kata Najib dalam forum konferensi pers di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Senin (4/11/2018).
Baca juga: Tim Gabungan Niat Tabur Bunga di Lokasi Jatuhnya Lion Air JT-610, Ini Tanggapan Keluarga Korban
"Tapi saya ingin memberikan perhatian kepada Pak Rusdi Kirana dan tim. Ini kejadian yang ke berapa kali. Mungkin bapak-bapak pernah mendengar yang sederhana yang tidak sampai dengan terjadi korban," tambahnya.
Menurutnya pengelola Lion Air tidak memberikan perhatian apa pun kepada keluarga korban. Crisis center yang dibuka oleh pengelola maskapai terasa sia-sia karena sekali pun tak pernah menghubungi keluarga korban pesawat Lion Air JT 610.
"Jangankan empati, menelpon tidak. Kalau Lion mempresentasikan uang, itu adalah kewajibannya Lion dan sudah menjadi aturan itu. Tapi kami sekarang keluarga butuh dirangkul. Kami kehilangan anak kami terkasih, bukan barang yang kami buang ke laut. Tidak ada empati sama sekali dari Lion," ucap Najib sambil tersendat menahan tangis.
Baca juga: Tragedi Lion Air JT-610: Mimpi Umar Umroh Bareng Istri Pupus di Tanjung Karawang
Anak Najib, Shandy Johan Ramadhan menjadi satu dari 181 penumpang pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta - Pangkalpinang. Pesawat itu jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin, 29 Oktober 2018.
Seminggu pasca kejadian, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) belum bisa memastikan penyebab kecelakaan pesawat yang baru beroperasi dua bulan itu.
- Penulis :
- Sigit Rilo Pambudi