HOME  ⁄  Internasional

Kisah Pilu Bocah Carolina Utara yang Dihukum Setelah Alami Hilang Ingatan

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Kisah Pilu Bocah Carolina Utara yang Dihukum Setelah Alami Hilang Ingatan

Pantau.com - Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun di Carolina Utara dihukum karena menyebut guru wanitanya dengan sebutan "ma'am." Insiden itu membuat orang tuanya khawatir dan bingung.

Teretha Wilson memperhatikan putranya, Tamarion, tampak kesal setelah meninggalkan bus 21 Agustus dari sekolahnya di kota Tarboro.

"Saya bertanya kepadanya apa yang terjadi. Dia mengatakan dia mendapat masalah karena mengatakan 'ya ma'am'," kata Wilson kepada Michael Perchick dari WTVD seperti dikutip dari USA Today, Selasa (28/8/2018).

Tarboro adalah sebuah kota denagn penduduk mencapai 10.900 orang berdasarkan perkiraan populasi sensus pada bulan Juli 2017. Letaknya 62 mil sebelah timur Raleigh, Carolina Utara.

Baca juga: Viral! Tangkapan Aneh Google Earth di Gurun Gobi China

Tamarion menunjukkan secarik kertas dengan kata "ma'am" ditulis puluhan kali dengan tangan, empat kali di setiap baris. Anak itu mengatakan gurunya menyuruh ia menulis karena dia terus memanggilnya "ma'am".

Wilson dan ayah Tamarion, McArthur Bryant, mengatakan kepada WTVD bahwa mereka membesarkan anak-anak mereka untuk merujuk orang dewasa sebagai "ma'am" dan "sir" untuk menghormati.

Namun, Tamarion sempat dirawat di rumah sakit bulan lalu setelah mengalami kejang sehingga kehilangan ingatan. Hal itu juga dianggap sebagai kesalahpahaman tersebut.

Guru di North East Carolina Preparatory School tidak mengetahui kondisi Tamarion. Kendati demikian, Wilson masih menyatakan kekecewaan: "Itu tidak benar. Itu tidak profesional. Sebagai guru, itu tidak tepat." cetusnya.

Baca juga: Aksi Mengendap-endap Buaya Ini Bikin Nelayan Ini Terkenal

Orangtua diminta untuk menandatangani koran sebagai bagian dari hukuman, orang tuanya mengatakan kepada stasiun TV. Wilson pun meminta agar Tamarion dipindahkan ke kelas yang berbeda dan disetujui oleh kepala sekolah.

Direktur sekolah William J. Etheridge menolak untuk mengidentifikasi guru yang terlibat dalam masalah tersebut. "Ini telah ditangani dengan tepat oleh prinsipal K-7," kata dia.

Prinsip K-7 adalah Vernita Williams, menurut direktori staf sekolah.



Penulis :
Widji Ananta