
Pantau.com - Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyebutkan ada negara di Timur Tengah yang menawarkan gas untuk kebutuhan industri dalam negeri dengan harga USD4 per million british thermal unit dan 0,5 dolar AS untuk ongkos pengiriman.
“Kalau, ini kalau ya, kalau opsi impor gas dibuka, ada negara yang sudah menawarkan kepada kami ke pelabuhan di Indonesia itu 4 dolar AS, let say ongkos kirimnya USD0,5. Jadi USD4,5 yang harus dibayar. Saya belum bisa bilang, yang pasti Timur Tengah,” ujar Menteri Agus, Kamis (9/1/2020).
Baca juga: BPH Migas Dukung Penurunan Harga Gas Industri Arahan Presiden
Menperin menegaskan, apabila keran impor gas dibuka, gas yang akan diimpor tersebut hanya akan digunakan untuk kebutuhan industri nasional. “Jadi, kalau impor gas dibuka, mohon dicatat, itu bukan untuk kepentingan yang lain kecuali industri. Dan industrinya pun yang membutuhkan gas,” ungkap Agus.
Menurut politisi Partai Golongan Karya ini, industri akan semakin efisien dengan harga gas yang lebih murah, terlebih mencapai USD4 per MMBTU. Agus memaparkan, Kemenperin mensimulasikan tiga skenario penurunan harga gas untuk industri, di mana salah satunya adalah dengan mekanisme impor.
Selain itu, Kemenperin juga menghitung, jika harga gas bumi USD4 per MMBTU, akan menurunkan penerimaam negara sebesar Rp53,86 triliun. Namun, akan meningkatkan penerimaan berbagai pajak dari industri turunannya sebesar Rp85,84 triliun.
“Dari sisi penerimaan negara memang akan berkurang. Di sisi lain impor juga ada risiko neraca perdagangan. Namun, ke depan pendapatan akan dua kali lipat lebih besar,” ujar Menperin.
Baca juga: Jokowi Berikan Waktu 3 Bulan untuk Atasi Harga Gas Industri
Agus berharap, apabila terdapat gas seharga USD4,5 per MMBTU di dalam negeri, maka produsen gas lainnya juga turut menurunkan harga untuk industri.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta