
Pantau.com - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengunjungi Sekolah Khusus Olahragawan (SKO) Ragunan, Jakarta, Selasa (27/3/2018). Dalam kunjungannya, Menteri berusia 44 tahun itu berharap dapat mencetak atlet-atlet kelas dunia macam Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Pasangan yang baru saja meraih gelar back-to-back di All England ini turut hadir dalam kunjungan Imam ke SKO Ragunan. Tidak hanya sekadar menemani, keduanya juga berkesempatan untuk menjajal venue bulu tangkis bersama dengan Menpora.
Setelah bermain bulu tangkis, Imam pun berkesempatan menemui sejumlah atlet dari beberapa cabor yang berlatih di SKO Ragunan. Menteri kelahiran Bangkalan, Madura itu ingin menggalakan lagi SKO yang ada di Indonesia.
Baca Juga: Marcus/Kevin Cerai di Depan Menpora
Imam berharap setidaknya ada satu SKO yang ada pada setiap provinsi di Tanah Air. Dengan begitu, bukan tidak mungkin bisa lahir Marcus/Kevin lainnya di kemudian hari.
“Ke depan memang harus dimaksimalkan SKO Ragunan ini dan SKO yang lain di semua provinsi. Jika setiap provinsi punya SKO, saya yakin kami bisa menyiapkan lagi Marcus/Kevin 'baru' yang lebih banyak lagi,” ujar Imam.
Sejauh ini, SKO Ragunan memang menjadi salah satu tempat mencetak atlet-atlet muda berbakat di Tanah Air. Sebut saja macam Egy Maulana Vikri (sepakbola), Witan Sulaiman (sepakbola), hingga Ikhsan Rumbay (bulu tangkis).
Sayang, SKO Ragunan seolah tidak terawat. Sebagai contoh, seperti venue bulu tangkis yang menjadi tempat Imam dan Marcus/Kevin bermain pagi ini. Sebagaimana pandangan mata Pantau.com, karpet yang menjadi alas lapangan terasa tipis dan keras.
Baca Juga: Juara All England 2018, Marcus/Kevin Diguyur Bonus Selangit
Alhasil, beberapa kali Kevin yang melakukan jumping smash terlihat menahan sakit. Ia pun mengakui kalau karpet yang menjadi alas lapangan tersebut tidak sesuai standar.
“Karpetnya tadi bergelombang,” ujar Kevin singkat kepada Pantau.com.
Selain itu, sejumlah fasilitas lain seperti pendingin udara, serta toilet yang ada sama sekali jauh dari kata layak. Imam pun mengaku tidak bisa berbuat banyak. Pasalnya, ia mengatakan infrastruktur SKO merupakan tanggung jawab dari Pemerintah Provinsi.
“Kalau infrastruktur ini kewenangan Pemprov DKI. Kami (Pemerintah Pusat melalui Kemenpora) hanya menitipkan 200 anak yang tercukupi kebutuhannya, makan siang, uang saku, selebihnya kami bekerja sama dengan Pemprov,” papar Imam.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta