
Pantau.com - Terdapat sekitar 457 jenis nyamuk di Indonesia namun hanya sebagian kecil yang menganggu kehidupan, mulai dari sekedar menimbulkan rasa sakit hingga kematian.
Baca juga: Musim Pancaroba, Shireen Sungkar Khawatir DBD 'Menyerang' Keluarganya
Kepala Unit Kajian Pengendalian Hama Permukiman (UKPHP) IPB, Prof. drh Upik Kesumawati Hadi, MS di Jakarta, mengatakan nyamuk yang menganggu hidup di permukiman manusia, karena manusia menyediakan tempat hidup untuk nyamuk.
"Sebagian kecil hidup di permukiman manusia, karena manusia menyediakan tempat hidup untuk nyamuk, seperti tampungan air, ventilasi buruk menjadi daya tarik nyamuk datang dan berkembang biak," kata dia.
Salah satu jenis yang belakangan kembali populer adalah Aedes aegypti, penyebab demam berdarah dengue (DBD). Nyamuk yang berciri belang putih di bagian tubuh atasnya itu aktif di permukiman manusia pada pagi hingga sore hari.
Ada juga aedes albopictus yang berciri khas garis putih di bagian tubuhnya. Bedanya dengan aegypti, jenis ini banyak berkeliaran di luar rumah.
Jenis lainnya adalah culex yang biasanya aktif waktu sore hingga pukul 24.00. Upik mengatakan, ciri khas nyamuk ini adalah warna tubuh cokelat kemerahan.
Culex merupakan vektor filariasis, yang salah satunya menyebabkan kaki gajah.
"Jakarta dan Bogor itu endemis filariasis. Berbeda dengan aedes yang bertelur di wadah jernih, culex banyak bertelur di selokan, air menggenang," tutur dia.
Selain itu, ada anopheles yang merupakan vektor penyakit malaria. Nyamuk ini cenderung akan menungging saat menghisap darah. Populasi jenis nyamuk anopheles banyak ditemukan di daerah perdesaan.
Lalu, Mansonia uniformes yang cirinya memiliki belang-belang warna cokelat dan putih, serta sayap bersisik seperti daun asimetris.
"Ini vektor filariasis di perdesaan. Habitatnya di kolam yang ada tanaman airnya, misalnya eceng gondok. Larva mengambil oksigen dari genangan air," ujar Upik.
Terakhir, Armigeres subalbatus. Berbeda dari jenis nyamuk lainnya, nyamuk ini bukan vektor penyakit. Namun karena memiliki bagian mulut yang melengkung ke bawah dan ukurannya besar, saat dia menghisap darah, korban cenderung merasakan sakit luar biasa. Dia juga jenis nyamuk penganggu.
Memberantas nyamuk merupakan hal sulit. Namun, kamu bisa mengendalikan populasinya hingga dalam tingkat sangat rendah, sehingga meminimalkan risiko munculnya penyakit akibat nyamuk.
Baca juga: Benarkah Penyakit Jantung Lebih Berisiko Bagi yang Memiliki Riwayat Darah Tinggi?
Cara paling mudah adalah 3M plus yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk ditambah perlindungan diri, misalnya pemakaian obat anti nyamuk.
- Penulis :
- Gilang