Pantau.com - Proses pidana, yang akan dipimpin oleh Mahkamah Agung dan jaksa penuntut umum, telah diluncurkan untuk melawan pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido, yang telah menyatakan dirinya sebagai presiden sementara negara itu, kata anggota Majelis Konstitusi Nasional Julio Garcia Zerpa.
Pada Selasa, 2 April 2019, Majelis memutuskan untuk memperpanjang proses peradilan terhadap Guaido. Kepala Majelis Konstitusi Nasional Venezuela Diosdado Cabello mengatakan, akan mengupas Guaido, yang merupakan pemimpin oposisi Majelis Nasional, dari kekebalan Parlemen.
Baca juga: Maduro Umumkan Rencana Penjatahan Listrik Bergilir Selama 30 Hari
"Sebuah proses terkait kasus kriminal, yang dipimpin oleh Mahkamah Agung dan jaksa penuntut umum, akan diluncurkan untuk melawan oposisi. Sistem peradilan akan membuat keputusan (dalam kasus Guaido) atas dasar bukti yang rlevan," kata Garcia Zerpa, yang juga menjabat sebagai Komite Hukum Majelis Konstitusi, Rabu (3 April 2019).
"Ia (Guaido) juga memiliki hak untuk pembelaan. Keadilan akan tetap ditegakkan. Ia harus membayar atas apa yang dilakukannya. Ia harus membayar karena telah mengkhianati negara," tambahnya, seperti dilansir Sputnik, Kamis (4/4/2019).
Pada Januari, Guaido yang menjabat sebagai pemimpin Majelis Nasional yang dikendalikan oleh oposisi mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara Venezuela.
Baca juga: Si Tangan Tuhan untuk Venezuela dan Nicolas Maduro
Langkah Guaido didukung oleh Amerika Serikat dan sekitar 50 negara sekutu. Sementara itu, China, RUsia, Bolivia serta beberapa negara lainnya, telah menyatakan dukungan mereka untuk Presiden Venezuela Nicolas Maduro yang telah dipilih secara konstitusional sebagai satu-satunya presiden sah.
Presiden Venezuela Maduro, telah memenangkan pemilu pada Mei 2018 dan dilantik masa jabatan presiden keduanya pada 10 Januari. Ia mengatakan, gerakan Guaido adalah upaya untuk melancarkan kudeta yang dilakukan oleh Washington.
- Penulis :
- Noor Pratiwi
