
Pantau.com - Sejumlah bangunan milik warga di Bali roboh dan gedung-gedung pemerintah mengalami kerusakan, pascagempa dengan magnitudo 7 skala Richter (SR) yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (5/8/2018), pukul 18.46 WIB.
"Dari data sementara yang telah kami kumpulkan, sejumlah bangunan pemerintah, pusat perbelanjaan, dan kampus mengalami kerusakan berupa plafon jebol yang menimpa Mapolda Bali, Mall Bali Galeria Kuta, Dealer Mazda Sunset Road Kuta, Kampus Stikom Renon, Matahari Mall Sudirman, Gereja Katedral Renon, dan Serela Kuta serta Bandara Ngurah Rai," kata Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali Dewa Putu Mantera, di Denpasar, Minggu (5/8/2018).
Salah satu bangunan yang mengalami keusakan akibat gempa NTB. (Foto: Istimewa)
Baca juga: Turis Asing di Bali Panik Berhamburan Akibat Getaran Gempa NTB
Sedangkan bangunan yang roboh diantaranya terjadi di depan Hotel Nikki, Jalan Dewi Sri Kuta dan rumah roboh di Banjar Dinas Bonyok.
Sejumlah bangunan suci umat Hindu juga roboh diantaranya Candi Pura Desa Sayan, Ubud, Gianyar bale piyasan di Banjar Banjaran Abiansemal, merajan milik warga di Banjar Getasan, Petang, Kabupaten Badung, dan Candi Bentar roboh di Jalan Waribang Denpasar, serta Kori Candi Bentar Pura Dalem Ning di Tanjung Benoa, Badung.
Selain itu, patung naga di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar juga roboh dan sejumlah tembok rusak di Kodam IX/Udayana. Plafon di ruang pasien RSUP Sanglah juga mengalami kerusakan.
"Untuk di RSUP Sanglah juga dibutuhkan tenda untuk memindahkan pasien yang ketakutan tinggal di ruangan dan sudah kami penuhi untuk langsung dipasang malam ini," ujarnya.
Salah satu gedung parkir roboh akibat gempa NTB. (Foto Istimewa)
Baca juga: Bandara Ngurah Rai Alami Kerusakan Akibat Gempa Lombok Utara
Dewa mengemukakan, kerusakan dan bangunan roboh juga dilaporkan menimpa sejumlah bangunan di luar Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.
"Ini baru data sementara dan sifatnya dinamis, karena tim kami masih bergerak di lapangan. Kami mengharapkan masyarakat Bali tidak panik dan tidak mudah percaya dengan informasi 'hoax' soal gempa di media sosial," kata Dewa.
- Penulis :
- Gilang