
Pantau.com - Kementerian Transportasi Korea Selatan pada hari Senin (23 Desember 2018) waktu setempat telah mendenda pihak BMW sebesar USD9,93 juta. Denda ini diduga atas keterlambatan penarikan kendaraan yang terbakar dan pihak BMW berusaha menyembunyikan bagian yang rusak.
Di lansir Yonhapnews, sekitar 40 mesin kendaraan BMW yang terbakar pada awal tahun ini, kejadiaan ini mengharuskan produsen mewah Jerman untuk menarik sekitar 100.000 kendaraan pada bulan Agustus lalu.
Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi dalam sebuah pernyataan mengatakan, ahli sipil dan pejabat pemerintah menemukan bahwa kebakaran disebabkan oleh bagian-bagian yang salah dalam sistem resirkulasi gas buang (EGR).
Baca juga: Berani 'Perang' dengan Amerika, Ini Kekuatan Ekonomi China
Kementerian memerintahkan BMW untuk mengganti semua sistem EGR pada kendaraan yang ditarik dan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut pada daya tahan sistem EGR, katanya.
Kementerian merujuk kasus itu ke jaksa penuntut guna untuk penyelidikan pidana. Kebocoran cairan pendingin dan katup yang rusak dalam sistem EGR menyebabkan mesin terbakar.
Kementerian tersebut juga mengkritik markas BMW di Jerman karena sudah mengetahui permasalahan ini pada tahun 2015 tentang bagian yang salah dalam sistem EGR.
Baca juga: Intip Harga Hotel Mewah di Arab Saudi untuk Jamaah Umroh
Pada Oktober tahun itu, markas besar BMW membentuk gugus tugas untuk mereparasi perangkat pendingin dalam sistem EGR untuk mencegah kebakaran, tambahnya.
Pihak BMW, di sisi lain, bersikeras telah mengetahui masalah sistem EGR yang terkait dengan kebakaran mesin hanya pada bulan Juli tahun ini, menurut kementerian.
Terpukul oleh kontroversi kebakaran mesin, pembuat mobil Jerman melihat penjualannya turun 9,9 persen di Korea Selatan. Dalam 11 bulan pertama tahun ini, perusahaan menjual total 47.569 kendaraan di Korea Selatan, dibandingkan dengan 52.817 kendaraan yang dijual untuk periode yang sama tahun lalu, menurut data industri.
- Penulis :
- Nani Suherni