
Pantau.com - Alih-alih ingin menghemat konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM), banyak negara yang melakukan sejumlah inovasi mulai dari penggunaan listrik hingga biodiesel.
Dalam unggahan instagram Kementerian ESDM, kalian tak perlu memilihara naga seperti film 'How To Train Your Dragon' untuk membantu penghematan BBM lho. Penasaran? yup! saat ini Indonesia telah resmi menerapkan B20.
B20 apa sih?
Buat kalian masih suka bingung dengan istilah B20, Pantau.com akan mengulas kembali apa itu B20 yang sedang digembar-gemborkan oleh Pemerintah khususnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Catat ya! biodiesel terbuat dari minyak sayuran, minyak goreng daur ulang, dan lemak berbagai hewan. Prosedur pembuatan biodiesel melibatkan proses kimia yang memisahkan gliserin dari lemak hewan atau dari berbagai minyak sayuran seperti kedelai dan jagung.
Baca juga: Biodiesel B-100 Diklaim Bikin Hemat Devisa Negara hingga Rp26 Triliun
Dalam hal ini tentu Indonesia sudah memiliki bekal yang cukup melihat hasil sawit Tanah Air begitu melimpah.
Dalam proses ini membutuhkan penggunaan metanol atau etanol, serta katalis seperti natrium hidroksida. Setelah gliserin berhasil dipisahkan, maka akan tertinggal substansi yang dikenal sebagai metil ester (nama kimia untuk biodiesel).
Gliserin sebagai produk sampingan lantas digunakan dalam pembuatan sabun dan produk lainnya. Di samping itu, katalis yang digunakan juga bisa digunakan kembali (didaur ulang).
Baca juga: Pasca Lebaran Harga Biodiesel Naik, Sementara Bioetanol Turun
Kok ada angka 20 dari mana?
20 dalam tulisan B20 adalah menunjukkan persentase biodiesel, sehingga biodiesel 20 merupakan pencampuran 20 persen biodiesel dan 80 persen solar.
Rupanya bisa sampai campuran 20 persen ini rupanya dilakukan secara bertahap dari tahun 2010 sebanyak 7,5 persen, tahun 2013 sebanyak 10 persen dan tahun 2016 menjadi 20 persen. Kamu masih ragu pindah ke B20? ESDM memastikan bahwa ujicoba B20 dilakukan secara serius dengan menempuh perjalanan sepanjang 40.000 kilometer. Hasilnya? mesin terlihat lebihi bagus dibanding menggunakan solar.
Jelasnya Indonesia sudah bisa mengurangi impor BBM dari program ini.
rn- Penulis :
- Nani Suherni