
Pantau.com - Sebuah penelitian terbaru di Australia menyimpulkan wanita yang mengalami jenis serangan jantung serius, yang dikenal sebagai STEMI, dua kali lebih mungkin meninggal dalam enam bulan setelah mengalami serangan.
Hal ini terjadi karena perempuan korban serangan jantung cenderung lebih kecil peluangnya menerima pengobatan yang tepat dibandingkan laki-laki.
Baca juga: Girls, Ternyata Menstruasi Berlebihan Bahaya untuk Kesehatan Loh..
Penelitian itu tidak menentukan mengapa terkadang ada perbedaan dalam cara pria dan wanita dirawat karena serangan jantung.
Tapi seorang profesor kedokteran di University of Sydney dan seorang ahli jantung di Rumah Sakit Westmead Clara Chow berpikir bias yang tidak disadari dapat berperan.
"Tentu saja saya berpikir bahwa pria mengenali dan layanan kesehatan mengakui bahwa pria memiliki serangan jantung, tetapi pasti ada persepsi bahwa wanita tidak memiliki serangan jantung," kata Profesor Clara.
"Namun penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian pada pria dan wanita," lanjutnya.
Dan bias yang tidak disadari itu juga dapat meluas ke kalangan profesional medis, menurut Garry Jennings, seorang ahli jantung dan penasihat medis untuk Yayasan Jantung.
Baca juga: Cukup Lakukan Hal Ini Jika Kaum Ibu Ingin Meraih Kebahagiaan
"Jika seorang wanita datang dengan gejala yang bisa jadi serangan jantung, mereka cenderung berpikir bahwa itu tidak kuat disimpulkan sebagai diagnosis serangan jantung daripada hal-hal lain," kata Profesor Jennings.
"Kita harus melawan itu. Itu tidak benar," ungkapnya.
"Sama seperti banyak wanita yang memiliki penyakit jantung seperti halnya juga laki-laki, menjadi sangat penting bahwa kami memastikan mereka mendapatkan perawatan terbaik," Profesor Jennings menambahkan.
Profesor Chow mengatakan perlu ada kesadaran bahwa ini terjadi, dan celah harus segera diatasi.
- Penulis :
- Rifeni