Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Waspada, Keliru Pakai Obat Tetes Mata Bisa Berujung Kebutaan

Oleh Rifeni
SHARE   :

Waspada, Keliru Pakai Obat Tetes Mata Bisa Berujung Kebutaan

Pantau.com - Praktis dan instan tampaknya telah jadi bagian dari pola hidup masyarakat masa kini. Padahal tidak melulu baik, apalagi jika tidak melakukan kroscek terlebih dahulu dalam menggunakan produk.

Seperti menggunakan obat tetes mata yang dianggap ampuh mengobati mata merah, padahal mengenal gejala terlebih dahulu merupakan hal penting yang harus diutamakan sebelum menggunakan obat tetes mata.

Jika yang dirasakan adalah iritasi mata, hindarilah obat mata yang memiliki kandungan untuk mengecilkan pembuluh darah di mata. 

Meski saat digunakan akan memberikan efek cepat pada menghilangnya mata merah karena membesarnya pembuluh darah, tapi ini adalah sebuah pemaksaan pembuluh darah untuk mengecil, karena jika digunakan terus menerus sudah pasti berbahaya.

Baca juga: Bisakah Mata Minus Sembuh Setelah Melahirkan?

"Makin lama ya enggak akan menyelesaikan masalah. Jadi ya masalahnya itu dulu yang diselesaikan. Kalau kecil terus-terusan, dia malah ribbon (melar karet), jadi dia malah membesar lagi, lebih besar lagi dari sebelumnya," ujar Dokter Spesialis Mata Rina La Distia Nora di Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa (30/10/2018).

Kalau sudah begini, yang terjadi adalah gejala mata merah berefek panjang, dan sudah saatnya mendapat penanganan dokter.

Baca juga: Jangan Kaget! Segini Biaya untuk Mengubah Warna Mata Secara Permanen

Jadi, mulai saatnya hilangkan kebiasaan mata merah langsung cari tetes mata sebagai pelarian. Kalau sekedar perawatan dan agar mata tidak kering, tak masalah asal tanpa zat pengecil pembuluh darah.

"Baiknya kalau tiga hari (setelah pakai tetes mata) masih ada keluhan (mata merah) langsung ke dokter. Apalagi kalau mata merah, yang paling waspada kalau buram, kalau buram tuh sudah paling cepat saja ke dokter," tutupnya.

Ditakutkan pandangan buram berarti ada ancaman. Jangan berlarut-larut, karena efeknya bisa pada kebutaan.

Penulis :
Rifeni