
Pantau.com - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menggelar rapat tertutup bersama Gubernur Bank Indonesia Perrry Warjiyo, Ketua Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita serta Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
Rapat membahas hasil evaluasi Amerika Serikat terhadap fasilitas generalized system of preferences (GSP) terhadap 124 komoditas ekspor dari Indonesia. Darmin mengungkapkan, beberapa penyebab AS melakukan evaluasi GSP salah satunya gerbang pembayaran nasional (GPN) atau National Payment Gateaway (NPG).
"Dia punya daftar permintaan, ini kita (AS) kok dihambat di Indonesia. Ada mengenai asuransi, national payment gateaway, ada mengenai data processing center, intellectual property right, pertanian. Nah tadi kita membahas 3 yang pertama tadi itu, untuk merumuskan kita tawarannya apa," ujar Darmin di kantornya di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat, 13 Juli 2018.
Baca juga: Menko Darmin: Revolusi Industri 4.0 Harus Mendorong Ekspor Indonesia
Ia memastikan, pemerintah akan berupaya agar insentif ekspor dari AS melalui GSP tetap dapat diberikan untuk Indonesia. Selain itu, fasilitas ini juga menyangkut banyak jenis barang.
"Iya, pemerintah tentu berkepentingan mempertahankan fasilitas itu. Karena itu menyangkut banyak sekali barang. Sehingga kalau kita mengekspor ke sana biaya masuknya nol yang masuk daftar itu," katanya.
"Kamu tidak usah tanya saya khawatir atau tidak, pemerintah khawatir atau tidak, pokoknya kita mau berusaha sekuat tenaga supaya itu bisa tetap," imbuhnya.
Baca juga: Menko Darmin Ingatkan Kebijakan Ekspor Tidak Bergantung Komoditas, Tapi...
Darmin enggan menjelaskan lebih dalam terkait penawaran yang akan dilaksanakan. Ia mengatakan skema penawaran yang disiapkan oleh pemerintah pada pertemuan dengan AS akhir Juli mendatang masih bersifat rahasia.
"Kita sudah punya kesimpulan tapi kita enggak bisa ngomongin karena kalau di sana nanti dibilang enggak mau, repot lagi kita. Lebih baik kita jangan cerita-ceritakan dulu," pungkasnya.
- Penulis :
- Rifeni