
Pantau.com - Setelah 50 tahun dikuasai Chevron yang merupakan perusahaan asal Amerika Serikat (AS) akhirnya pengelolaan penghasil minyak terbesar di Indonesia, Blok Rokan akan kembali ke tangan Indonesia usai habis masa kontraknya 2021 mendatang.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar mengizinkan PT Pertamina sebagai perusahaan Persero mencari partner untuk mengelolanya. Terkait hal tersebut, Plt Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan partner yang dibutuhkan terkait mitigasi resiko terutama teknologi untuk meningkatkan produktivitas
"Ini untuk mitigas resiko. Eor (Enhanced Oil Recovery) di sumur-sumur Pertamina ini untuk cari partner untuk teknologi risk," ujarnya saat ditemui dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), di Wisma Antara, Jakarta Pusat, Rabu (1/8/2018).
Baca juga: Resmi Kelola Blok Rokan, Pertamina akan Hemat Devisa
Lebih lanjut pihaknya masih akan mempelajari hingga akhir 2020 mengenai partner untuk mitigasi teknologi tersebut.
"Kita akan pelajari sampai akhir 2020. Apakah mitigas ini harus kita lalukan sendiri atau sharing dengan partner yang proven," ungkapnya.
Selain itu, menurutnya kemungkinan partner yang dibutuhkan yakni untuk mitigasi pendanaan. Pihaknya mengaku terbuka bagi siapapun yang ingin menjalin partnership dengan Pertamina.
Baca juga: Ini Keuntungan Negara Pasca Pertamina Kelola Blok Rokan
"Mitigasi untuk pendanaan. Kita lihat banyak yang tertarik. Kita terbuka," ungkapnya.
Nicke menambahkan, skema pendanaan tersebut bisa dilakukan dengan beragam cara.
"Mungkin ada banyak ada Bond, ada melakukan sekuritisasi aset, mitra pinjaman, banyaklah skema itu. Bisa semuanya Investasi bisa dari segala macam, selain dari equity sendiri," pungkasnya.
- Penulis :
- Nani Suherni