
Pantau.com - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia K.H Ma'ruf Amin angkat bicara soal Bank Muamalat. Ia meminta bank syariah tertua di Indonesia itu harus diselamatkan.
"Bank Muamalat tidak boleh mati karena Bank Muamalat itu amanah dari pejuang-pejuang Majelis Ulama Indonesia," kata Ma'ruf Amin sembari meneteskan air mata di depan ribuan jamaah Ustadz Yusuf Mansur yang sedang membuka rekening di kantor pusat Bank Muamalat, Rabu (28/2/2018).
Ma'ruf yang juga Ketua Dewan Pengawas Syariah Bank Muamalat mengatakan, banyak pihak-pihak yang melontarkan wacana negatif agar masyarakat tidak mempercayai pelopor industri keuangan syariah itu.
Baca juga: Dikabarkan Siap Akuisisi, Yusuf Mansur Ajak Jamaah Buka Tabungan di Bank Muamalat
"Ada isu-isu miring yang membuat masyarakat tak percaya Muamalat. Muamalat adalah sistem perbankan syariah pertama di Indonesia. Dari Muamalat kita mulai membangun pasar modal syariah, asuransi syariah, perbankan syariah, sampai sekarang berdiri Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS)," papar pria 74 tahun itu.
Ma'ruf mengaku telah membicarakan soal kondisi Bank Muamalat dengan Presiden Joko Widodo. Menurut Ma'ruf, Presiden sepakat untuk menumbuh-kembangkan ekonomi syariah dengan membuat gerakan arus ekonomi baru.
"Kita bicarakan cara untuk memberdayakan umat. Agar umat ini tidak lemah. Yaitu kami bawa tema untuk arus baru ekonomi Indonesia. Kenapa arus baru? Karena selama ini ekonomi dibangun dari masyarakat atas. Bukan dari bawah," ujar dia.
Baca juga: BI Angkat Suara Soal Bank Muamalat
Berdasarkan catatan, Bank Muamalat memulai perjalanan bisnisnya sebagai Bank Syariah pertama di Indonesia pada 1 November 1991. Pendirian Bank Muamalat Indonesia digagas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan pengusaha muslim yang kemudian mendapat dukungan dari Pemerintah Republik Indonesia.
Saat ini, Muamalat sedang menyiapkan proses rights issue atau penerbitan saham baru untuk memperkuat modal. Melalui rights issue itu, Muamalat mengincar pendanaan Rp4,5 triliun.
Di pertengahan 2017, Muamalat menemukan investor PT. Minna Padi Investama yang siap menjadi pembeli siaga rights issue Muamalat. Tapi kemudian, Minna Padi batal menjadi pembeli siaga karena tidak mampu memenuhi kewajibannya sebelum tenggat waktu yang ditentukan sesuai kesepakatan.
Hingga kini, Muamalat sedang mencari investor baru untuk memperkuat permodalan dan memenuhi ketentuan kesehatan bank sesuai arahan regulator. Salah satu yang dikabarkan menjadi investor baru Muamalat, adalah Ustadz Yusuf Mansur.
Baca juga: OJK Sebut Bank Muamalat Ada 'Radang-radang' Tapi Masih Bagus
Berdasarkan laporan keuangan triwulan III-2017, rasio kecukupan modal (CAR) Muamalat dikisaran 11,5 persen. Di sisi yang lain, Bank Muamalat harus bersih-bersih pembiayaan bermasalah atau non-financing loan (NFL). NPF Muamalat tertinggi pernah menyentuh tujuh persen pada tiga tahun lalu. Per Kuartal III-2017 NPF Muamalat masih 4,5 persen.
- Penulis :
- Martina Prianti