Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Terbukti, Sistem Tanam 'Culik' Ampuh Tingkatkan Produktivitas Petani Gunung Kidul

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Terbukti, Sistem Tanam 'Culik' Ampuh Tingkatkan Produktivitas Petani Gunung Kidul

Pantau.com - Musim kemarau yang melanda Indonesia tidak menyurutkan semangat petani untuk meningkatkan produksi, salah satunya petani di Gunung Kidul. Daerah yang tergolong kerap kesulitan mengalami kekeringan ini justru dari data Indeks Pertanaman (IP) justru meningkat. Hal ini tentunya karena penerapan sistem persemaian “Culik” ditengah musim kemarau tahun ini.

Sistem tersebut adalah teknologi yang diperkenalkan Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian dalam upaya optimalisasi pemanfaatan hujan melalui manajemen waktu tanam dengan mempercepat waktu tanam. 

Mantri Tani Kecamatan Girisubodo Kabupaten Gunung Kidul, Parjono saat bertemu dengan Tim Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP)  mengatakan sistem ini bisa membuatnya lebih produktif dan memanfaatkan musim kemarau.

"Dengan sistem ini, petani yang biasanya menanam dua kali dalam setahun, sekarang dapat menanam tiga kali, yaitu padi-padi-jagung/tembakau," ungkapnya.

Baca juga: Kementan Catat Royalti Rp14,7 Miliar dari Kerjasama Lisensi Peneliti

Menurut Parjono karateristik lahan diwilayahnya tidak jauh berbeda dengan lahan di Desa Wareng, Kecamatan Wonosari yang telah lebih dulu berhasil menerapkan sistem “Culik”. 

Dengan potensi air tanah yang cukup besar, ditambah banyaknya sumber air didalam gua, dan pembangunan kantung air disekitar sawah seperti sumur gali di lahan garapan petani, Parjono yakin dengan mengadopsi pola “Culik” para petani didaerahnya dapat berproduksi meski di musim kemarau.

Sementara itu, Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Yogyakarta Mulyadi mengatakan, Kementerian Pertanian memperkenalkan sitem “Culik” karena penyemaian padi dilakukan dengan mempercepat atau mencuri start waktu tanam.

"Penyemaian padi dilakukan sebelum panen, istilahnya menculik waktu sehingga 7 sampai 20 hari setelah panen, padi langsung ditanam, jadi pada saat berbunga masih ada hujan," jelas Mulyadi melalui rilis yang diterima Pantau.com.

Dengan mengadopsi sistem tersebut didukung dengan potensi luas tanam hingga 65.5 hektare, Mulyadi yakin petani di Gunung Kidul mampu mempercepat masa tanam dan berproduksi meski kekeringan melanda, bahkan sistem ini dipercaya mampu meningkatkan IP dengan provitas rata-rata mencapai 4,6 - 4,9 ton per hektare.

"Didukung dengan pola tanam jajar legowo, pertanaman padi MT (Musim Tanam) II kali ini mampu menghasilkan 6,16 ton per hektare, lebih tinggi dibandingkan MT I yang provitasnya hanya 4,5 ton per hektare. Jelas lebih menguntungkan yang tadinya tidak menghasilkan karena tidak ditanami sekarang ditanami dan menghasilkan dengan produktivitas tinggi," ujar Mulyadi.

Baca juga: Keren! Indonesia Pimpin Komite Evaluasi Badan Pendanaan Pertanian PBB

Ia juga menambahkan dengan pola “Culik” keuntungan petani tidak hanya dari segi peningkatan hasil padi untuk pangan, tetapi jerami padi juga dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak, dimana sebagian besar petani di wilayah tersebut memiliki minimal dua ekor sapi sebagai sumber pupuk kandang dan status sosialnya.

"Biasanya Bulan Juni sampai September petani kekurangan pakan ternak, harus didatangkan dari Klaten dan Sukoharjo dengan biaya satu truk 1jt, dengan peningkatan IP, petani memperoleh hasil ganda," ujar Mulyadi.

Dengan penerapan tanam “Culik” diharapkan petani tidak kehilangan momen untuk terus berproduksi, seperti Petani di Gunung Kidul yang langsung mengisi penanaman MT III, setelah panen MT II di Bulan Juni lalu, dengan tanaman hortikultura seperti bawang merah, cabai, terong dan kacang panjang.

Sistem ini diharapkan dapat menggerakan seluruh sumber daya pertanian yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Apalagi sistem ini sudah didukung dengan alat mesin pertanian (alsintan) pemerintah, seharusnya membuat segala sumber daya produksi pertanian bekerja lebih maksimal. 

Penulis :
Nani Suherni

Terpopuler